KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi di sektor hilirisasi sepanjang Januari hingga September 2023 mencapai Rp 266 triliun. Angka tersebut telah mencapai 25,3% dari total realisasi investasi sepanjang Januari hingga September 2023 sebesar Rp 1.053 triliun. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, hilirisasi masih belum terlalu berdampak kepada kinerja perekonomian yang inklusif. Meski terjadi kenaikan realisasi investasi, namun jumlah tenaga kerja yang terserap masih belum optimal.
"Ada fase di mana pembangunan konstruksi menyerap banyak tenaga kerja lokal, tapi begitu pabrik smelter beroperasi tenaga kerjanya tidak bertambah sebanyak fase konstruksi," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (22/10). Menurut Bhima, nilai proyek hilirisasi yang besar juga berkorelasi dengan besarnya remitansi tenaga kerja asing (TKA) yang meningkat. Sementara dalam kaitannya dengan kemiskinan, daerah seperti Marowali hingga Maluku Utara masih mengalami tingkat kemiskinan yang tinggi.
Baca Juga: Bahlil Geram Investasi di Sektor Hilirisasi Petrokimia Hanya Rp 14,9 Triliun "Kondisi ini disebut paradoks hilirisasi," katanya. Sementara itu, Analisis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan, setiap penambahan realisasi investasi pasti akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan investasi merupakan salah satu kontributor pertumbuhan, selain konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah dan net ekspor. "Soal seberapa besar dampaknya, secara teoritik tergantung pada Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kita, yakni besaran input yang dibutuhkan untuk mendapatkan 1% pertumbuhan. Secara teknis, tergantung pada seberapa berkualitas investasi tersebut," kata Ronny. Menurutnya, bisa saja investasi tersebut bentuknya hanya akuisisi perusahaan yang melakukan hilirisasi, sehingga tidak banyak membuka lapangan kerja baru dan tidak membutuhkan belanja barang modal baru yang besar.
Baca Juga: Ada Capres yang Tak Mau Lanjutkan Kebijakan Hilirisasi, Bahlil: Ini Bahaya! "Atau bisa juga dalam bentuk pembelian surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan yang melakukan hilirisasi yang dananya dipakai untuk membayar utang atau sejenisnya yang imbasnya ke ekonomi riil kecil," katanya. Namun, kata Ronny, apabila realisasi investasi untuk hilirisasi itu berupa pembukaan atau pengembangan usaha baru hilirisasi yang dananya digunakan untuk belanja barang dan belanja gaji karyawan baru, maka sudah dipastikan imbasnya akan sangat positif terhadap perekonomian. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari