Menakar Dampak Kenaikan Harga Terhadap Emiten Nikel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten nikel diproyeksi bakal melaju pada tahun 2024 ini. Penguatan harga nikel menjadi salah satu pendorongnya.

Berdasarkan data Trading Economics, harga nikel bertengger di US$ 20.250 per ton pada Jumat (24/5). Dalam sebulan terakhir, harga nikel telah naik 5,71%.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, harga nikel dunia menguat karena adanya kekhawatiran akan pasokan. Sehingga, akan berdampak pada peluang meningkatnya kinerja emiten.


Menurut Sukarno, ada peluang kinerja para emiten nikel bisa tumbuh signifikan, khususnya di semester I-2024. "Potensi tumbuh di atas 10%-20%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/5). 

Baca Juga: Harga Nikel Uptrend, Cermati Rekomendasi Analis pada Saham: INCO, NCKL dan ANTM

Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan sepakat. Kekhawatiran pasokan seiring dengan penutupan tambang secara paksa oleh beberapa perusahaan logam raksasa.

Di sisi lain, Indonesia sebagai produsen dengan biaya produksi terendah menghentikan pembebasan pajak untuk smelter NPI yang akan datang untuk membatasi pasokan.

"Oleh karena itu, kami melihat pasokan akan terus menurun," jelasnya.

Dengan potensi kenaikan harga itu, kinerja para emiten nikel juga didorong dengan biaya produksi yang lebih rendah. Sebab, jarak antara tambang dan smelter yang relatif dekat juga mengurangi biaya.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Tembaga Saat Harga Komoditas Naik

Dengan demikian, kedua analis memandang positif untuk kinerja emiten nikel. Sukarno menjagokan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) lantaran bisnisnya hanya terfokus di satu segmen yakni pertambangan dan pengolahan nikel di Indonesia. Ia pun merekomendasikan buy dengan target harga Rp 6.000.

 
INCO Chart by TradingView

Adapun Andreas menjagokan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). Sebab, perusahaan ini menghasilkan ROE tertinggi dan marjin terkuat di industri. Dirinya merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli