KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah mengerek suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) menjadi 3,75% pada 23 Agustus lalu. Kenaikan suku bunga acuan ini bakal mempengaruhi kinerja emiten properti, tak terkecuali PT Ciputra Development Tbk (
CTRA). Analis NH Korindo Sekuritas Arief Marchus mengatakan, kenaikan suku bunga BI membuat adanya penyesuaian beban bunga pinjaman dan
mortgage rate bagi konsumen sektor properti. Namun, kemampuan CTRA menjaga pertumbuhan pendapatan dan
bottomline membuat NH Korindo Sekuritas mempertahankan rekomendasi
buy untuk saham CTRA. Hingga semester 1-2022, CTRA membukukan laba bersih senilai Rp 1 triliun atau tumbuh signifikan 107,8% dari periode yang sama tahun lalu alias
year on year (YoY). Hal ini didorong pertumbuhan pendapatan yang juga tumbuh sebesar 16% YoY menjadi Rp 4,7 triliun.
"Kebijakan
hawkish BI menaikkan BI 7DRRR sebesar 25Bps menjadi 3,75% berdampak pada penyesuaian
mortgage rate sektor properti. Hal ini akan mempengaruhi CTRA, seiring kebanyakan konsumen emiten yang sekitar 58% melakukan pembayaran menggunakan skema
mortgage," paparnya dalam riset yang dirilis 26 Agustus 2022.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Sektor Teknologi di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga Acuan Sementara untuk skema
installment dan
cash masing-masing sebesar 21%. Arief bilang, kenaikan suku bunga ini tidak memberikan dampak signifikan untuk CTRA lantaran tenor
mortgage cenderung berlaku untuk jangka panjang. Di sisi lain, Arief melihat dampak kenaikan BI 7DRRR saat ini hanya untuk jangka pendek dan bersifat temporer, yang mana merespons inflasi karena
supply factor dan bukan
demand factor yang dapat terjadi dalam jangka panjang. Sepanjang paruh pertama tahun ini, CTRA berhasil meraih
marketing sales sebesar Rp 3,9 triliun tumbuh 12,0% dari periode yang sama tahun lalu, nilai ini sudah mencapai 51,1% dari target tahun ini Rp 7,8 triliun. Penjualan
houses dan
land lots masih menjadi penopang
marketing sales dengan kontribusi 78%, disusul
shophouses 16%,
apartment 5% dan
office 1%. NH Korindo sekuritas melihat masyarakat masih memanfaatkan insentif diskon PPN yang diberikan oleh pemerintah, dan suku bunga BI 7DRRR di level terendahnya 3,50% pada periode semester pertama tahun ini. Selain penjualan neto
land lots, residential dan
shophouses yang yang tumbuh hingga 37,9% YoY menjadi senilai Rp 3,2 triliun, kinerja CTRA juga didukung oleh
recurring income yang solid dari pendapatan usaha
shopping centers yang memiliki porsi hingga 5,9% dari total pendapatan semester 1-2022. Angka tersebut meningkat ketimbang semester pertama tahun lalu yang sebesar 5,2%. "Kami memandang
shopping centers masih akan menjadi tempat hiburan strategis, seiring masih minimnya ruang publik bagi masyarakat saat ini," imbuhnya. Tak hanya itu, penjualan
land lots, residential hingga
shophouses CTRA juga terdiversifikasi baik jenis maupun lokasinya. Lebih lanjut, penjualan unit properti segmen menengah dengan harga antara Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar mendominasi
marketing sales, mengindikasikan segmen ini lebih solid hingga memiliki porsi hingga 38% YoY atau senilai Rp 1,5 triliun.
Baca Juga: Bisnis Masih Menantang, Analis Rekomendasikan Hold Saham CPIN Di sisi lain, kenaikan porsi segmen menengah ini mengindikasikan adanya kenaikan harga properti domestik. Adapun segmen menengah bawah, yaitu antara Rp 1 miliar-Rp 2 miliar, memiliki porsi 28% turun ketimbang periode yang sama tahun lalu dengan porsi 34% atau senilai Rp 1,1 triliun. NHKSI Research memproyeksikan penjualan segmen menengah bawah akan membaik, seiring pemulihan bertahap ekonomi domestik yang diikuti membaiknya daya beli masyarakat. Penjualan unit CTRA juga akan didukung oleh peluncuran unit baru dan fasilitas pembiayaan
mortgage.
Dengan kinerja yang terjaga, NHKSI Research mempertahankan rekomendasi
buy untuk CTRA dengan TP di Rp 1.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi