Menakar Dampak Pilkada Serentak Terhadap Penyaluran Pembiayaan Fintech P2P



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di Indonesia diprediksi tidak memberikan dampak signifikan terhadap penyaluran pembiayaan di sektor fintech peer to peer (P2P) lending, meskipun dianggap dapat menggerakkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

Beberapa perusahaan fintech P2P lending menyampaikan hal ini berdasarkan pengamatan tren pembiayaan selama periode pilkada sebelumnya.

Direktur Marketing Maucash, Indra Suryawan, menjelaskan bahwa secara historis, permintaan modal kerja tidak mengalami peningkatan signifikan selama pilkada.


Baca Juga: Menakar Dampak Pilkada 2024 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

"Trennya cenderung sama dengan bulan-bulan sebelumnya, dan kalaupun naik, tidak naik secara signifikan," ujar Indra, Selasa (17/9).

Hingga Agustus 2024, Maucash mencatat total pembiayaan produktif sekitar Rp 5,6 triliun. Meskipun tidak menyebut angka pasti, perusahaan ini menargetkan pertumbuhan 25% hingga akhir tahun, yang lebih tinggi dibandingkan target pada 2023. 

Untuk mencapai target tersebut, Maucash akan lebih aktif mempromosikan produk Maumodal di berbagai industri dan membuka kesempatan pendanaan bagi semua sektor yang layak secara kredit.

Senada dengan Maucash, PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran), yang berfokus pada pembiayaan produktif, juga menyatakan bahwa pilkada belum memberikan dampak yang signifikan. 

Baca Juga: KPU Lakukan Rekrutmen Pantarlih untuk Pilkada Serentak

Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, menegaskan bahwa penyaluran pinjaman perusahaan tetap stabil tanpa pengaruh dari pilkada. 

Sampai Agustus 2024, Akseleran telah menyalurkan hampir Rp 2 triliun, dengan 95% di antaranya merupakan pinjaman produktif modal kerja. Perusahaan menargetkan total penyaluran hingga Rp 3,4 triliun pada akhir tahun, dengan strategi penetrasi pasar melalui skema direct sales dan kemitraan dengan platform digital.

Country Head Indonesia Modalku, Arthur Adisusanto, juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, penyaluran pendanaan Modalku tetap stabil menjelang pilkada serentak, dan perusahaan berharap mencatatkan pertumbuhan yang konsisten dibandingkan tahun sebelumnya. 

Hingga saat ini, Modalku telah menyalurkan pendanaan senilai Rp 63 triliun kepada lebih dari 5,1 juta transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Baca Juga: Ekonom Nilai Sektor Ini Paling Untung di Pilkada Serentak 2024

Ke depan, Modalku akan fokus menargetkan sektor UMKM, termasuk perdagangan besar dan eceran, manufaktur, daur ulang, serta layanan makanan dan hiburan.

Modalku juga memperluas jangkauan pendanaan proyek pemerintah melalui produk Modal Proyek, yang menyediakan pembiayaan tanpa agunan bagi perusahaan yang terlibat dalam e-catalogue dan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik). 

Selain itu, Modalku terus berinovasi dan berkolaborasi untuk menyediakan solusi pendanaan yang lebih luas bagi UMKM, serta meningkatkan penetrasi pasar dan mengevaluasi peluang ekspansi cabang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli