JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan emiten baru yaitu PT Erajaya Swasembada. Perusahaan yang bergerak di bidang penjualan ritel telepon seluler ini akan melempar sekitar 1,35 miliar unit atau setara dengan 40% dari keseluruhan modal disetor, melalui initial public offering (IPO). Kabarnya, perusahaan ini mengincar dana US$ 200 juta dari IPO. Danny Eugene, Kepala Riset Mega Capital Indonesia menilai, persentase saham IPO Erajaya sebenarnya cukup besar. Namun, belajar dari pengalaman perusahaan yang IPO tahun ini, investor strategis biasanya mengambil jatah saham sebagian besar. "Akibatnya, saham yang benar-benar floating terbilang kecil," kata dia kepada KONTAN, Selasa (15/11). Kondisi tersebut jelas kurang menarik bagi para investor terutama investor institusi yang membutuhkan porsi saham besar. Rendahnya porsi saham floating juga biasanya menggerus daya tarik fundamental sebuah perusahaan.
Menakar daya tarik saham Erajaya
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan emiten baru yaitu PT Erajaya Swasembada. Perusahaan yang bergerak di bidang penjualan ritel telepon seluler ini akan melempar sekitar 1,35 miliar unit atau setara dengan 40% dari keseluruhan modal disetor, melalui initial public offering (IPO). Kabarnya, perusahaan ini mengincar dana US$ 200 juta dari IPO. Danny Eugene, Kepala Riset Mega Capital Indonesia menilai, persentase saham IPO Erajaya sebenarnya cukup besar. Namun, belajar dari pengalaman perusahaan yang IPO tahun ini, investor strategis biasanya mengambil jatah saham sebagian besar. "Akibatnya, saham yang benar-benar floating terbilang kecil," kata dia kepada KONTAN, Selasa (15/11). Kondisi tersebut jelas kurang menarik bagi para investor terutama investor institusi yang membutuhkan porsi saham besar. Rendahnya porsi saham floating juga biasanya menggerus daya tarik fundamental sebuah perusahaan.