JAKARTA. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini mencapai 13,9%. Demi mencapai target tersebut, pemilik jaringan restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) akan melakukan berbagai ekspansi. Berdasarkan keterangan resmi manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), FAST memproyeksikan, pertumbuhan penjualan tahun 2015 sebesar Rp 4,96 triliun naik 13,9% dari tahun lalu. "Proyeksi penjualan tahun 2014 sekitar 4,36 triliun," tulis manajemen. FAST juga mengharapkan EBITDA perusahaan di tahun ini bisa mencapai 7%. Nah, demi mencapai target tersebut, perusahaan akan memperluas pasar dengan membuka gerai baru. FAST berencana membuka sekitar 40-45 gerai dan 20 KFC Box baru yang akan tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun perkiraan dana untuk merealisasikan aksi korporasi ini sekitar Rp 240 miliar. Rinciannya, sekitar Rp 200 miliar untuk gerai dan Rp 40 miliar untuk KFC Box. "Pada Januari-Maret 2015 ini diproyeksikan bisa membuka 15 gerai dan 7 KFC Box," terang manajemen. Hingga Desember 2014, FAST telah memiliki 490 gerai di seluruh Indonesia. Inovasi produk Selain itu, Dalimin Juwono, Direktur FAST pernah mengatakan, tahun ini perusahaan juga akan membuat inovasi paket baru yang ditawarkan kepada konsumen. Awal tahun kemarin, FAST memang sudah meluncurkan produk ayam dengan cita rasa pedas bertajuk Red Hot. Manajemen mengklaim Red Hot mampu mengerek penjualan bulanan antara 5% sampai 7%, dibandingkan bulan sebelum produk tersebut hadir. FAST masih akan menambah produk anyar lagi. Rencananya, produk anyar itu akan meluncur pada Maret 2015. Jika pun rencana meleset, jadwal penambahan produk tersebut masih bisa dikejar di kuartal II-2015. Dengan sejumlah ekspansi, FAST memperkirakan pendapatan di kuartal I-2015 dapat mencapai Rp 1,04 triliun sampai Rp 1,07 triliun. Target tersebut naik antara 7% hingga 10% dari periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 969,14 miliar. Kendati banyak melakukan inovasi, FAST masih belum memiliki rencana mengeluarkan produk baru di luar core bisnisnya, yakni ayam. "Jika memang menarik, kami pasti akan mengambil peluang itu. Tapi, sejauh ini kami masih akan tetap fokus pada produk ayam," ujar General Manager Business Development FAST Gandhie Lie, beberapa waktu lalu.
Sekedar informasi, FAST sempat menjual produk di luar ayam, yaitu fish and chips. Tapi, setelah dicoba, hasil penjualan ternyata kurang memuaskan. Terkait pelemahan rupiah versus dollar Amerika Serikat, perusahaan mengaku cukup menekan laju bisnisnya. Pelemahan kurs rupiah mengakibatkan pembengkakan biaya logistik, mengingat gerai FAST sudah tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menyiasatinya, FAST siap melakukan langkah efisiensi, seperti mengurangi jumlah karyawan yang masa kontraknya habis. Sejauh ini, perseroan belum berencana untuk menaikkan harga jual produk. Kemudian terkait Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 07/M-DAG/PER/2/2013 tanggal 11 Februari 2013 Pasal 5 atas para outlet/gerai rumah makan yang dimiliki dan dikelola sendiri dan telah memiliki 250 gerai wajib diwaralabakan atau dikerjasamakan, diakui manajemen akan berefek bagi bisnis FAST. Terkait masalah ini, perusahaan sudah berkonsultasi dengan Kementerian Perdagangan. FAST diberi waktu dalam lima tahun ke depan untuk menyesuaikan dengan peraturan baru tersebut. Manajemen masih menunggu ketentuan detail peraturan tersebut. Namun manajemen tetap akan mengutamakan kepentingan para pemegang saham agar tak dirugikan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie