KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhelatan pilkada serentak dan Asian Games 2018 berpotensi memacu permintaan layanan data di tahun ini. Salah satu operator telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL), tentu akan memanfaatkan momentum ini untuk menggenjot kinerja. Sejumlah analis memprediksi kinerja keuangan EXCL tahun ini akan tetap tumbuh. Meski begitu, persaingan antaroperator telekomunikasi makin ketat. Sepanjang tahun lalu, EXCL mencatatkan kinerja keuangan positif. Pada 2017, EXCL mengantongi pendapatan senilai Rp 22,88 triliun. Jumlah ini naik 7,22% dibandingkan pendapatan 2016 yang mencapai Rp 21,34 triliun.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Josscarios Jonathan S. mengatakan, kinerja keuangan EXCL tumbuh disokong pendapatan layanan data. Pada 2017, pendapatan data EXCL melonjak 61,04%
year-on-year (yoy) jadi Rp 13 triliun. Bisnis data menyumbangkan porsi paling besar terhadap total pendapatan EXCL. Pencapaian ini sejalan dengan fokus bisnis EXCL pada layanan data. Tahun ini, EXCL menyiapkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) senilai Rp 7 triliun. Sebesar 50% dari belanja modal tersebut akan digunakan untuk mengembangkan jaringan 4G di luar Jawa. Josscarios mengatakan Pilkada serentak dan Asian Games bisa menjadi pendorong pertumbuhan data pada tahun ini. Dia memperkirakan pertumbuhan permintaan layanan data akan terjadi di masing-masing daerah pilkada. Pada tahun ini, pilkada serentak akan berlangsung di 171 daerah di Indonesia. Sebagai contoh, saat pilkada DKI Jakarta tahun lalu, terjadi pertumbuhan permintaan data berkisar 14%-16%. Begitu pun Asian Games di tahun ini. Dalam ajang olahraga terbesar di Benua Asia ini, Josscarios menilai masyarakat akan cenderung lebih banyak menggunakan layanan data daripada layanan
short message service (SMS) dan panggilan telepon. Margin EXCL Tapi Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Giovanni Dustin melihat, margin EXCL tergerus oleh kenaikan biaya operasi, termasuk biaya pemasaran, karena persaingan yang semakin ketat. "Kami memperkirakan margin EBITDA cenderung menurun setahun ini," kata Giovanni dalam riset 6 Februari 2018. Toh, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Niko Margaronis menganggap EXCL merupakan perusahaan operator terbaik kedua di Indonesia. Trafik data pengguna EXCL tercatat tumbuh signifikan, yakni meningkat 148% (yoy). Niko mengatakan, kenaikan tersebut didorong penambahan 9.200
base transceiver station (BTS) 4G. "EXCL telah bergerak lebih agresif dalam memberikan layanan data," ungkap Niko, dalam riset 2 Februari 2018. Josscarios menambahkan, dari sisi utilisasi, EXCL lebih unggul daripada PT Indosat Tbkl (ISAT). Hal ini bisa mendukung efisiensi dalam menyediakan kualitas data. Meski demikian, EXCL juga harus menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya margin emiten ini masih berpotensi tergerus. Josscarios mengatakan penurunan margin diprediksi masih akan terjadi tahun ini. Penurunan margin merupakan imbas dari persaingan antaroperator telekomunikasi yang begitu sengit. "Banyak paket data yang ditawarkan murah ke konsumen," kata Josscarios. Ia berharap pemerintah segera menetapkan dan mengatur tarif data internet.
Josscarios memprediksi kinerja EXCL masih akan tumbuh pada tahun ini. Ia memprediksi pendapatan EXCL meningkat 7,95% (yoy) menjadi Rp 24,7 triliun. Adapun laba bersih sebelum pembagian dividen diprediksi mencapai Rp 1 triliun. Josscarios merekomendasikan
buy EXCL dengan target Rp 3.200 per saham. Niko merekomendasikan
buy dengan target senilai Rp 3.800 per saham. Analis BCA Sekuritas Aditya Eka Prakasa, dalam risetnya 5 Februari lalu, juga merekomendasikan
buy dengan target Rp 4.100 per saham. Harga saham EXCL pada penutupan kemarin di posisi Rp 2.860 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati