JAKARTA. PT Karisma Aksara Mediatama akan segera melepas saham perdana ke publik sebesar 30%. Nilai aset perusahaan yang bergerak di bidang percetakan, penjilidan, penerbitan, dan perdagangan ini sebesar Rp 192,6 miliar per 31 Maret 2014 lalu. Pada periode itu, pendapatan bersih Karisma mencapai Rp 47,77 miliar, naik 26,09% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 37,88 miliar. Sepanjang tahun 2013, pendapatan pengelola toko buku ini mencapai Rp 203,82 miliar, atau naik 15,56% dibandingkan tahun 2012 lalu. Laba bersih Karisma juga melonjak lumayan tinggi dalam tiga bulan pertama tahun ini. Dari prospektus Initial Public Offering (IPO) yang dirilis Jumat (5/9), Karisma mencetak laba bersih sebesar Rp 6,6 miliar naik 281,5% year on year (yoy). Laba bersih dalam tiga bulan itu sudah melebihi pencapaian laba sepanjang tahun 2013 yang sebesar Rp 6,4 miliar. Di tahun 2012, laba bersih Karisma hanya sebesar Rp 2,3 miliar.
Meski naik tinggi, margin laba yang diperoleh Karisma tergolong tipis. Maklum, beban yang dibukukan juga lumayan besar. Net profit margin Karisma di tahun 2013 hanya sebesar 3,14%. Malah di tahun 2012, rasio laba bersih terhadap pendapatan hanya sebesar 1,25%. Namun, lonjakan tinggi terjadi di tahun ini. Margin laba bersih Karisma di Maret 2014 melejit hingga 13,82%. "Ada peningkatan kinerja dari Grup Karisma, dan berasil melakukan efisiensi sepanjang periode tersebut," ujar manajemen Karisma dalam prospektus. Satu hal lagi yang perlu disimak, perseroan memiliki beban utang yang lumayan besar. Utang bank perseroan mencapai Rp 96,35 miliar. Dengan total liabilitas Rp 130,15 miliar per akhir Maret 2014. Debt to Equity Ratio (DER) Karisma di Kuartal I 2014 sudah mencapai 2,08 kali. Sudah agak menurun dari tahun 2013 yang sebesar 2,36 kali. Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri mengatakan, dari sisi sektornya, IPO Karisma kurang menarik. Apalagi saat ini, agak sulit membandingkan emiten yang sejenis di pasar modal. Selain karena masih ada resiko beban utang, Karisma juga masih harus menaikkan margin laba agar lebih diminati.