KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apple Inc. resmi menjadi emiten pertama yang menutup perdagangan dengan kapitalisasi pasar alias market cap sebesar US$ 3 triliun atau setara dengan Rp 45.000 triliun. Hal tersebut berhasil mendorong laju Nasdaq Composite sebesar 1,45% atau menguat 196,59 poin menjadi 13.787,92 pada perdagangan (30/6). Kapitalisasi Indeks Nasdaq mencapai US$ 17 triliun. Jika dibandingkan dengan Indonesia, pasar bursa dalam negeri masih kalah. Per Selasa (27/6), kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai US$ 631 miliar atau Rp 9.459 triliun.
Dari 871 saham perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, hanya ada satu saham yang mampu menyentuh level Rp 1.000 triliun, yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA).
Baca Juga: Bottom Line Emiten Ritel Masih Tertekan, Intip Prospeknya di 2023 Kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp 1.117 triliun hingga akhir perdagangan Selasa (27/6). Nilai tersebut setara dengan 11,81% dari
market cap di Bursa Efek Indonesia sekaligus menjadi yang terbesar. Di bawah BBCA ada, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI) mencapai Rp 814 triliun, PT Bayan Resources Tbk (
BYAN) senilai Rp 517 triliun dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI) di Rp 480 triliun. Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menuturkan memang dari segi kapitalisasi pasar, bursa saham dalam negeri masih kalah dengan bursa saham Amerika Serikat (AS) masih berada di posisi pucuk. Dia menyoroti dengan banyaknya jumlah perusahaan tercatat, tetapi kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia masih belum berhasil terdongkrak. Salah satu penyebabnya, beberapa saham setelah
listing kinerjanya tidak ciamik. "Jika dibandingkan pasar modal dalam negeri dengan Amerika dan China, kapitalisasi pasarnya masih kalah," ujar Teguh saat dihubungi Kontan. Jika dibandingkan dengan posisi akhir 2022, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia terus menurun. Pada akhir Desember 2022, market cap IHSG berada di level Rp 9.499 triliun.
Baca Juga: Ramai Pembagian Dividen, Pilih Saham Blue Chips atau Lapis Kedua? Kandidat Terkuat
Investment Information Team Head Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina menilai kapitalisasi pasar bisa meningkat seiringan dengan makin banyaknya perusahaan yang akan
initial public offering (IPO) dengan nilai besar. "Kapitalisasi pasar BEI bisa terdorong oleh sentimen peningkatan konsumsi menjelang kampanye dan pemilu serta kenaikan daya beli masyarakat," kata Martha. Kendati begitu, dia mengingatkan ada potensi pemberat kenaikan kapitalisasi pasar ini. Terutama dari penurunan harga komoditas hingga ancaman resesi global. Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian menilai saham yang berpotensi menembus kapitalisasi pasar di atas Rp 1.000 berasal dari sektor perbankan.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Usai Libur Panjang "Saat ini yang paling mendekati ke kapitalisasi pasar Rp 1.000 triliun ada BBRI dengan market cap di kisaran Rp 800 miliar," ucap Dian.
Namun Martha menilai langkah BBRI untuk menembus kapitalisasi pasar di atas Rp 1.000 triliun di tahun ini masih dibayangi sentimen negatif, baik dari dalam negeri maupun global. "Mungkin butuh waktu hingga tahun depan, sebelum kapitalisasi pasar BBRI menyentuh Rp 1.000 triliun," jelas dia. Hingga Selasa (27/6), BBRI bertengger di harga Rp 5.425 per saham. Sepanjang tahun berjalan ini, saham bank Himbara tersebut telah melonjak 9,82%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati