Menakar peluang obligasi negara



JAKARTA. Pasar surat utang negara (SUN) menjanjikan peluang besar bagi investor. Maklum, saat ini harga SUN acuan sedang diskon besar.

Sudah begitu, di tengah anjloknya pasar, pemerintah malah menaikkan target penjualan surat berharga negara lewat lelang SUN dan sukuk negara. Namun, investor harus hati-hati karena fluktuasi harga obligasi masih tinggi.

M Adra Wijasena, Fixed Income Analyst PT Mega Capital Indonesia, mengatakan, kondisi pasar Indonesia masih suram. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih menghantui investor. Berlanjutnya kondisi ini dapat menyebabkan tingginya aliran modal keluar.


Kondisi seperti ini akan menggerakkan investor obligasi meminta imbal hasil tinggi untuk mengompensasikan kenaikan risiko. "Investor masih wait and see untuk masuk ke pasar surat utang. Saat ini, investor masih berspekulasi dengan angka inflasi," ujar Adra, Rabu (17/6).

Menurut Adra, investor menunggu momentum pasca Lebaran untuk mengetahui angka inflasi secara pasti. Melalui data inflasi, investor dapat menghitung besaran imbal hasil yang diminta. Investor yang masuk ke pasar SUN umumnya akan membidik tenor pendek.

Namun, investor perlu waspada volatilitas jangka pendek. Sebab, harga obligasi masih berpotensi turun lagi. Sementara di tenor panjang, volatilitas lebih tinggi.

Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, optimistis, pasar obligasi akan membaik, sehingga investor akan menyerap penawaran surat utang pemerintah. "Kami bersedia menerbitkan SUN dengan yield yang sesuai dengan kondisi pasar saat itu. Kalau terkoreksi ke atas seperti sekarang, kami bersedia sepanjang sesuai dengan kondisi pasar," jelas Robert kepada KONTAN, kemarin.

Pemerintah mematok target penerbitan SUN dan sukuk negara Rp 72,9 triliun sepanjang kuartal ketiga 2013. Hingga kini, realisasi penerbitan SUN baru 53%. Realisasi penerbitan ini masih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 65%.

Robert menambahkan, untuk mengejar target penerbitan SUN, pemerintah akan menggelar lelang setiap minggu. Tiap minggunya, lelang tersebut bergantian antara lelang SUN dan sukuk.

Adra mengatakan, pemerintah tampak agresif memenangkan yield tinggi. Jika strategi ini dipertahankan maka kemungkinan target bisa tercapai.Berdasarkan data Bloomberg, harga SUN seri acuan, kemarin, menunjukkan perbaikan dibanding Selasa (16/7). Harga seri FR0063 misalnya, naik 14% menjadi 94,350. Yield SUN bertenor 10 tahun ini turun ke 6,41%.

Adra bilang, yield akan kembali stabil setelah berada di puncaknya Juli ini. Adra menghitung, yield FR0063 yang tergolong wajar berada di kisaran 5,7%-6%. Sedangkan, SUN bertenor 15 tahun yield yang wajar di level 6% dan 6,3% untuk surat utang bertenor 20 tahun.

Yield SUN bertenor 5 tahun sebesar 4,9%. Pada kisaran yield tersebut, investor dapat masuk ke pasar surat utang, tenor panjang sekalipun. Sebab, risiko mulai turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati