Menakar Peluang Penguatan IHSG Hingga Menembus Rekor Terbaru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengalami penguatan sejak 9 Agustus 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil menembus level 7.400. IHSG menguat 79,40 atau 1,08% ke level 7.436,03 di akhir perdagangan Rabu (14/8).

Bahkan, IHSG sempat memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH) di level 7.445,66. Namun penguatan indeks komposit ini diproyeksikan masih berlanjut.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan penguatan IHSG belakangan ini utamanya didorong oleh sentimen global.


Penguatan ini terjadi di tengah penantian rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang nampaknya berada di lajur yang tepat. Pasalnya, inflasi AS secara YoY diprediksi menurun dari sebelumnya 3% menjadi 2,9%.

Baca Juga: IHSG Menguat 1,08% ke 7.436 Pada Rabu (14/8), BRPT, ISAT, AKRA Jadi Top Gainers LQ45

"Dalam sepekan ini IHSG berpotensi cenderung menguat. Jika data inflasi AS turun di bawah 3%, maka akan memberikan dorongan positif lebih lagi bagi IHSG ," jelasnya saat dihubungi Kontan, Rabu (14/8).

Tentu prediksi ini menunjukkan perekonomian AS yang tidak berkontraksi berlebih dan juga menuju target inflasi The Fed yang sebesar 2%. Ini membuka peluang  suku bunga semakin lebar di depan mata.

Nico memproyeksikan, The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan September nanti. Penurunan suku bunga ini akan menjadi sentimen positif bagi makro ekonomi.

Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 7.350–7.460 pada akhir 2024. Dengan posisi IHSG saat ini, maka ada potensi target tertinggi yang dipasang Pilarmas Investindo Sekuritas tercapai.

"Jika 7.460 terpenuhi maka level psikologis IHSG ada di 7.500, kalau bisa konsisten di berada di atas level tersebut maka IHSG berpotensi melaju ke posisi 7.640," ucap Nico.

Saham Blue Chip Pilihan

Di tengah penguatan IHSG sejumlah saham keping biru alias blue chip mengalami lonjakan. Terpantau saham-saham di sektor perbankan sudah mulai kembali menghijau.

Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sudah menguat 4,33% dalam sepekan terakhir. Hingga akhir perdagangan Rabu (14/8), BBRI bertengger di level Rp 4.820 per saham.

Nico menilai walaupun sudah mengalami kenaikan, tetapi saham perbankan masih menarik untuk dicermati. Pilarmas Investindo Sekuritas menyukai saham BBCA dan BMRI.

"Semua saham perbankan masih menarik, tapi dari antara empat bank buku besar kami sudah BBCA dan BMRI. Cuma potensial upside yang paling besar BBRI dan BBNI," katanya. 

 
BBRI Chart by TradingView

Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas menuturkan ada beberapa saham blue chip yang masih ketinggalan. Misalnya, TLKM yang harga sahamnya masih di bawah.

Kemudian ada SMGR, tetapi memang kinerjanya masih belum pulih dengan Price Book Value (PBV) di mencapai 0,6 kali. Namun Adityo belum menyarankan investor melirik sektor semen.

Selain itu, sektor batubara juga bisa dilirik. Ini sejalan dengan mulai stabilnya harga batubara. Seperti PTBA yang indikator PBV senilai 1,6 kali dan ADRO dengan PBV sebesar 0,9 kali.

"Dengan adanya potensi pemangkasan suku bunga, akan berdampak positif terhadap sektor properti dan otomotif. Harapannya penurunan suku bunga bisa berdampak positif bagi kinerja ASII," kata Adityo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari