KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri minuman ringan menghadapi tantangan serius pada tahun 2025 seiring proyeksi perlambatan ekonomi nasional. Dalam diskusi media yang digelar Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), para pemangku kepentingan memaparkan kinerja industri terkini dan menyoroti perlunya sinergi kebijakan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan sektor ini. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2025 tercatat sebesar 4,87% secara tahunan (year-on-year), lebih rendah dibanding proyeksi pemerintah dalam APBN 2025 yang menargetkan 5,2%. Bahkan, CORE Indonesia dalam kajiannya memprediksi laju pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa jatuh ke kisaran 4,6%–4,8% apabila tidak ada langkah penyesuaian yang tepat. "Data-data awal ini menunjukkan adanya tantangan ekonomi yang perlu diantisipasi bersama, terutama pada sektor konsumsi seperti makanan dan minuman. Di sisi lain, pelaku industri juga dihadapkan pada tekanan biaya dari sisi produksi," ujar Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif CORE Indonesia dalam keterangan resminya, Rabu (14/5).
Menakar Peluang Pertumbuhan Industri Minuman Ringan di Tengah Perlambatan Ekonomi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri minuman ringan menghadapi tantangan serius pada tahun 2025 seiring proyeksi perlambatan ekonomi nasional. Dalam diskusi media yang digelar Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), para pemangku kepentingan memaparkan kinerja industri terkini dan menyoroti perlunya sinergi kebijakan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan sektor ini. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2025 tercatat sebesar 4,87% secara tahunan (year-on-year), lebih rendah dibanding proyeksi pemerintah dalam APBN 2025 yang menargetkan 5,2%. Bahkan, CORE Indonesia dalam kajiannya memprediksi laju pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa jatuh ke kisaran 4,6%–4,8% apabila tidak ada langkah penyesuaian yang tepat. "Data-data awal ini menunjukkan adanya tantangan ekonomi yang perlu diantisipasi bersama, terutama pada sektor konsumsi seperti makanan dan minuman. Di sisi lain, pelaku industri juga dihadapkan pada tekanan biaya dari sisi produksi," ujar Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif CORE Indonesia dalam keterangan resminya, Rabu (14/5).