Menakar peluang saham-saham sektor manufaktur



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun masih cukup positif. Beberapa sektor industri juga cenderung masih cenderung melakukan ekspansi bisnisnya.

Dengan begitu, harapannya hingga akhir tahun kredit bisa tumbuh 13% didongkrak oleh beberapa sektor. Salah satunya adalah sektor pengolahan atau manufaktur.

Head of Research Astronacci International Sekuritas Anthonius Edyson mengatakan, sektor manufaktur tetap akan bertumbuh dari sisi bisnisnya, sehingga berpotensi tetap gencar melakukan ekspansi. 


"Namun dari sisi pergerakan sahamnya, saham sektor manufaktur untuk jangka pendek belum bisa di-trading-kan, hanya beberapa saja yang positif," kata Anthonius kepada Kontan.co.id, Minggu (7/10).

Dilihat dari sisi teknikal, saham sektor manufaktur  masih bergerak beragam. Menurutnya, hanya beberapa saham yaang masih cukup bullish trennya dan dapat dibeli. Misal, saham PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD). Adapun rekomendasi saham untuk kedua saham itu adalah buy dengan target harga masing masing Rp 340 dan Rp 700 per saham.

Adapun untuk saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dianggap sudah mulai memasuki bullish trend. Untuk target harganya yakni Rp 46.000 per saham.

"Sementara saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Saranacentrak Bajtama Tbk (BAJA), diperkirakan masih terus cenderung melemah, melanjutkan tren bearish," ujar Anthonius.

Menurutnya, investor perlu menghindari ketiga saham tersebut. Ia memperkirakan, butuh waktu kurang lebih setahun bagi ketiga saham tersebut untuk bisa kembali rebound.

"Dihindari dulu, karena momentum buy-nya belum kelihatan. Untuk target harganya yakni INDF Rp 5.600, KRAS Rp 375 dan BAJA Rp 100," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat