Menakar Pendanaan yang Dimiliki Industri Fintech P2P Lending



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendanaan Platform fintech peer to peer (P2P) lending hingga saat ini telah disalurkan dengan jumlah yang sangat fantastis. Dana tersebut didapatkan perusahaan pinjaman online alias pinjol ini dari pemberi dana (lender) baik di dalam maupun luar negeri (debt fund).

PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau Akseleran misalnya, sejak berdiri pada tahun 2017 total investasi yang didapat perusahaan mencapai sebesar US$ 15 juta atau sekitar Rp 235,03 miliar.

Group CEO Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menyampaikan bahwa di tahun ini pihaknya belum melakukan penggalangan dana atau fund raising. Namun, Ivan tak menjelaskan mengapa hal tersebut belum dilakukan.


“Untuk tahun ini belum fund raising dulu. Sumber dana kami kebanyakan dari venture capital di antaranya Beenext, Digital Garage Venture, Access Venture, Agaeti Venture, ada juga CCV venture capitalnya Bank BCA,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (6/11).

Baca Juga: OJK Bakal Tekan Bunga Fintech Lebih Rendah, Modalku Berharap Ini

Ivan melanjutkan, terkait rencana penambahan dana di tahun 2024 pihaknya juga belum memiliki gambaran baik dari target dan strategi pendanaannya.

“Kami masih explore dulu mengingat sekarang Venture Capital (VC) investment kan lagi kurang bergairah ya,” tandasnya.

PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) mencatat total pengeluaran dana atau disbursement perusahaan telah mencapai belasan triliun hingga awal November 2023.

“Posisi per 6 November 2023, total disbursement Adakami di tahun 2023 telah mencapai Rp 11,8 triliun,” kata Brand Manager AdaKami, Jonathan Krissantosa kepada KONTAN, Selasa (7/11).

Jonathan menuturkan bahwa AdaKami memiliki beberapa lender institusional, di mana mayoritas berasal dari perbankan nasional di Tanah Air. Sayangnya, dia tak menyebutkan berapa pendanaan yang dimiliki saat ini.

“Kerja sama ini menjadi bukti nyata semangat inklusi keuangan AdaKami dengan membentuk ekosistem akses keuangan bagi Indonesia,” tuturnya.

Lebih lanjut, Jonathan menambahkan, saat ini pihaknya masih meracik rencana bisnis perusahaan baik dari target hingga strategi pendanaan yang bakal digagar di tahun 2024.

“Semangat AdaKami tetap sama dengan mengedepankan edukasi masyarakat agar mampu memahami aturan main produk keuangan serta mampu dalam mengelola keuangan mereka, sehingga mendapatkan manfaat dari layanan AdaKami,” imbuhnya.

Sementara itu, baru-baru ini Modalku mendapatkan pendanaan debt fund senilai US$ 7,5 juta atau setara Rp 117 miliar dari Nordfund asal Norwegia.

Asal tahu saja, Nordfund merupakan Development Financial Institution (DFI), perusahaan yang mengoperasikan dana investasi pemerintah Norwegia.

Co-founder dan Group CEO Funding Societies Modalku, Kelvin Teo mengatakan bahwa ini menjadi peluang perusahaan untuk mengakses pendanaan bagi UMKM.

Baca Juga: OJK Tetapkan Bunga Lebih Rendah, Ini Kata Perusahaan Pinjol

“Kami mengapresiasi dukungan Norfund dalam misi dan komitmen kami untuk memberikan kesempatan yang merata bagi UMKM,” terangnya beberapa waktu lalu.

Disebut-sebut bahwa pendanaan yang diberikan melalui Modalku akan menjadi jembatan antara Norfund dengan sektor publik dan swasta dalam memperluas jangkauan investasi Nordfund di Asia Tenggara.

Regional Director Norfund Fay Chetnakarnkul menyampaikan bahwa pihaknya terkesan akan kemampuan Modalku dalam mendukung UMKM di Asia Tenggara.

“Kami senang dapat mendukung Funding Societies Modalku dalam memperluas jangkauan, meningkatkan inklusi keuangan dan memungkinkan lebih banyak bisnis untuk tumbuh serta menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan di wilayah ini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi