Menakar Potensi Saham Milik Politisi Konglomerat di Tahun Politik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen tahun politik juga turut memeriahkan pergerakan pasar saham dalam negeri. Sebab, ada sejumlah emiten yang terafiliasi dan dimiliki oleh politisi. 

Salah satunya, Ketua Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo yang telah membawa 10 perusahaannya di bawah naungan Grup MNC untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga masih lekat dengan  PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Sandiaga tercatat mendekap sebesar 2,91 miliar saham SRTG atau setara dengan 21,51%. 


Baca Juga: Simak Rekomendasi 2 Analis Ini untuk Saham BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menjelaskan secara pemilu akan menjadi pemanis pagi pergerakan pasar saham yang tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Untuk gambaran, IHSG menguat 1,64% pada tahun pemilu di 2019. Sementara pada pemilu 2014, IHSG melonjak signifikan sebesar 21,71% sepanjang tahun. 

“Biasa saham terimbas tahun politik dan saham grup yang dimiliki politisi bisa bergerak positif apalagi kalau diperkirakan menang,” kata Hans saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/5). 

Setali tiga uang, Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto menilai tahun politik bisa berpengaruh untuk mendorong pergerakan saham sang politisi. 

Dia mencontohkan saat Erick Thohir diangkat menjadi Menteri BUMN saham emiten terafiliasi miliknya meningkat. 

Sepanjang 2019, saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) berhasil melonjak 10,53%. 

Namun Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai pada pemilu 2024 belum ada sosok politisi yang merangkap pebisnis menjadi calon kuat, sehingga pergerakan saham para politisi tak berpengaruh banyak.

“Kecuali konglomerat yang bersangkutan ini sangat menonjol, disebut sebagai capres atau sebagainya baru ada dampaknya ke saham. Kalau cuma sekedar menteri tidak ada dampaknya” ucap Teguh. 

Hati-Hati Manfaatkan Momentum 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani memproyeksikan emiten Grup MNC akan mencatatkan pertumbuhan pendapatan, khususnya di lini bisnis multimedia dan hiburan karena permintaan terhadap iklan akan tinggi. 

“Pemilu bisa mendorong pendapatan serta laba bersih emiten seperti MNCN dan bisa translasi terhadap kenaikan harga sahamnya,” kata dia. 

Baca Juga: Sempat Naik Diterpa Rumor Hary Tanoe Jadi Menkominfo, Ini Rekomendasi Saham MNC Group

Di tengah sentimen ini, Hans menilai investor bisa memanfaatkan tren kenaikan yang terjadi pada saham-saham politisi tersebut. Namun investor juga perlu aktif mencermati pergerakan politik sang politisi. 

William menimpali selagi memanfaatkan momentum, investor juga perlu menyadari bahwa momentum politik hanya bersifat sementara. Apabila isu politik meredam, maka saham-saham terimbas akan lesu. 

“Yang penting mengerti bahwa saat ini momentumnya adalah politik. Artinya, jika situasi politik sudah tidak panas lagi, maka ada peluang saham-saham tersebut mengakhiri trennya,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi