KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mencetak rekor berkali-kali di awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sejak awal Februari lalu, mengekor pergerakan bursa global. Kemarin, IHSG kehilangan 111 poin atau setara 1,69% ke level Rp 6.478,54. Fluktuasi pasar belakangan ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi perhelatan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Setidaknya, ada sekitar 10 perusahaan calon emiten yang bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada paruh pertama tahun ini dengan menggunakan buku September dan Desember 2017 sebagai dasar valuasi. Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan, gejolak pasar diharapkan tak mengurangi prospek IPO di semester pertama tahun ini. "Karena kondisi pasar primer dan sekunder menjadi dua hal yang berbeda," ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa (6/2).
Menakar prospek IPO di paruh pertama 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mencetak rekor berkali-kali di awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sejak awal Februari lalu, mengekor pergerakan bursa global. Kemarin, IHSG kehilangan 111 poin atau setara 1,69% ke level Rp 6.478,54. Fluktuasi pasar belakangan ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi perhelatan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Setidaknya, ada sekitar 10 perusahaan calon emiten yang bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada paruh pertama tahun ini dengan menggunakan buku September dan Desember 2017 sebagai dasar valuasi. Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan, gejolak pasar diharapkan tak mengurangi prospek IPO di semester pertama tahun ini. "Karena kondisi pasar primer dan sekunder menjadi dua hal yang berbeda," ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa (6/2).