KONTAN.CO.ID - September tampaknya jadi bulan nan ceria bagi investor di pasar obligasi. Maklum, di saat investor asing rajin melepas portofolio di bursa saham, pasar obligasi justru kebanjiran dana asing. Di pasar obligasi, investor asing memang terus memperbesar kepemilikan obligasi pemerintah alias surat berharga negara (SBN). Bahkan sepanjang bulan ini, kepemilikan investor asing di SBN berdenominasi rupiah yang bisa diperdagangkan terus-menerus mencetak rekor baru. Rabu (13/9), kepemilikan investor di SBN mencapai Rp 814,37 triliun atau setara dengan 40,29% dari total dana di SBN. Dari jumlah tersebut, kepemilikan investor asing di Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 791,08 triliun, sedang sebanyak Rp 23,29 triliun sisanya berada di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk. Banjir dana asing di pasar surat utang terang saja menjadi katalis positif bagi pergerakan imbal hasil atawa yield dan harga obligasi. Tengok saja, yield to maturity (YTM) SUN seri acuan tenor 10 tahun, FR0059, terus menurun. Bahkan, yield FR0059 sempat menyentuh posisi paling rendah sepanjang tahun ini sebesar 6,37% di awal pekan lalu, Senin (11/9).
Menakar prospek obligasi hingga akhir tahun
KONTAN.CO.ID - September tampaknya jadi bulan nan ceria bagi investor di pasar obligasi. Maklum, di saat investor asing rajin melepas portofolio di bursa saham, pasar obligasi justru kebanjiran dana asing. Di pasar obligasi, investor asing memang terus memperbesar kepemilikan obligasi pemerintah alias surat berharga negara (SBN). Bahkan sepanjang bulan ini, kepemilikan investor asing di SBN berdenominasi rupiah yang bisa diperdagangkan terus-menerus mencetak rekor baru. Rabu (13/9), kepemilikan investor di SBN mencapai Rp 814,37 triliun atau setara dengan 40,29% dari total dana di SBN. Dari jumlah tersebut, kepemilikan investor asing di Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 791,08 triliun, sedang sebanyak Rp 23,29 triliun sisanya berada di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk. Banjir dana asing di pasar surat utang terang saja menjadi katalis positif bagi pergerakan imbal hasil atawa yield dan harga obligasi. Tengok saja, yield to maturity (YTM) SUN seri acuan tenor 10 tahun, FR0059, terus menurun. Bahkan, yield FR0059 sempat menyentuh posisi paling rendah sepanjang tahun ini sebesar 6,37% di awal pekan lalu, Senin (11/9).