KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatakan penguatan dalam dua pekan pertama tahun ini. Sejak awal tahun hingga akhir perdagangan Jumat (11/1), IHSG telah menguat 2,7% ke level 6.361,46. Meski IHSG naik, beberapa saham di LQ45 harganya justru menurun dan menjadi pemberat IHSG alias masuk kategori saham laggard. Beberapa saham LQ45 seperti INTP, TPIA, ICBP dan GGRM masuk dalam daftar 10 saham pemberat IHSG 2019. Selain itu, beberapa saham seperti BYAN, MKPI, INAF dan SMRU mencatatkan pelemahan harga lebih dari 10%, berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (10/1). Analis Semesta Indoves Sekuritas Aditya Perdana Putra mengatakan, banyak faktor yang bisa mendasari penurunan saham saham tersebut. Diantaranya, seperti faktor internal perusahaan yang kurang melakukan aksi korporasi, valuasi saham yang terlanjur mahal, adanya aksi profit taking dan juga rebalancing dari beberapa institusi. Faktor dari sektor saham juga turut berdampak pada penurunan beberapa saham tersebut, serta minimnya sentimen penopang dari sisi dividen.
Menakar prospek saham yang masuk daftar saham pemberat IHSG
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatakan penguatan dalam dua pekan pertama tahun ini. Sejak awal tahun hingga akhir perdagangan Jumat (11/1), IHSG telah menguat 2,7% ke level 6.361,46. Meski IHSG naik, beberapa saham di LQ45 harganya justru menurun dan menjadi pemberat IHSG alias masuk kategori saham laggard. Beberapa saham LQ45 seperti INTP, TPIA, ICBP dan GGRM masuk dalam daftar 10 saham pemberat IHSG 2019. Selain itu, beberapa saham seperti BYAN, MKPI, INAF dan SMRU mencatatkan pelemahan harga lebih dari 10%, berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (10/1). Analis Semesta Indoves Sekuritas Aditya Perdana Putra mengatakan, banyak faktor yang bisa mendasari penurunan saham saham tersebut. Diantaranya, seperti faktor internal perusahaan yang kurang melakukan aksi korporasi, valuasi saham yang terlanjur mahal, adanya aksi profit taking dan juga rebalancing dari beberapa institusi. Faktor dari sektor saham juga turut berdampak pada penurunan beberapa saham tersebut, serta minimnya sentimen penopang dari sisi dividen.