Menakar prospek SSIA antara Karawang & Subang



JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) sepertinya mulai mengalihkan fokus portofolio bisnisnya ke Subang ketimbang Karawang.

Seperti diketahui, SSIA tengah mengkaji pembentukan perusahaan patungan alias joint venture (JV) dengan pemilik lahan untuk memperluas kawasan industri Suryacipta Karawang. Targetnya, ada sekitar 100 hektar (ha) lahan baru yang bisa dikuasai.

Catatan saja, dalam bisnis lahan industri, mengembangkan lahan sendiri bakal memberikan margin yang lebih tebal ketimbang lahan yang dikelola dengan skema JV. Hanya saja, dalam JV, modal khususnya untuk akuisisi lahan memang tidak sebesar mengembangkan lahan milik sendiri.


"Jadi, daripada SSIA mahal-mahal beli lahan (di Karawang) sementara dia mau mulai fokus di Subang, mending mereka membentuk JV di Karawang, sehingga sebagian modalnya bisa dialihkan untuk mengembangkan yang di Subang," tutur Sanni Satrio Dwi Utomo, analis Bahana Securities kepada KONTAN, Rabu (27/1).

Namun, bukan berarti kawasan industri sekitar Karawang sudah pudar kilaunya. Wilayah ini masih terbilang prospektif. Pertama, karena Karawang masih menjadi kota penyangga sekaligus berdekatan langsung dengan Jakarta.

Dari segi infrastruktur, kawasan Karawang juga sudah lebih terbentuk ketimbang Subang. Sehingga, para pemain di situ tinggal memaksimalkan apa yang sudah ada.

Beda dengan Subang. Kawasan ini memang memiliki peluang yang masih terbuka sangat lebar. Harga lahannya juga belum semahal Karawang. Namun, infrastrukturnya juga belum sebaik Karawang. Infrastruktur yang paling menjual hingga saat ini hanya Tol Cipali.

"Subang ini untuk jangka panjang, untuk dua atau tiga tahun lagi, itu saja 'baru' dimulai progress-nya," ujar Sanni.

Lagi pula, tambah Sanni, prospek kawasan industri juga sangat tergantung oleh aliran Foreign Direct Investment (FDI). Dengan kata lain, kondisi makro ekonomi sangat mempengaruhi.

Ketika makro sedang buruk, mau semenarik apa pun kawasan industri tersebut, entah itu infrastruktur atau harga lahannya yang oke, hal ini tidak serta-merta membuat investor khususnya asing menjadi minat untuk masuk.

Namun, iklim bisnis kawasan industri tahun ini diyakini mulai membaik. "Belum signifikan, tapi ada perbaikan. Selain karena tahun lalu yang memang sudah low base, juga karena sejumlah stimulus dari pemerintah yang mulai terasa efeknya," tambah Sanni.

Sanni menilai SSIA memiliki prospek yang menarik. Dia merekomendasikan buy SSIA dengan target harga Rp 720 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto