Menakar reksadana pasar uang



JAKARTA. Reksadana pasar uang bisa menjadi salah satu instrumen investasi yang bisa dipilih investor di tengah tren inflasi tinggi seperti sekarang.  Instrumen ini bisa memberikan return lebih tinggi ketimbang bunga deposito.

Laporan Manulife Asset Management menyebutkan, tingkat pengembalian deposito riil di Indonesia dalam 10 tahun terakhir tercatat minus 2,3% atau terendah di  kawasan Asia. Beberapa negara Asia laina yang juga tercatat negatif seperti Filipina minus 2,25%, Vietnam minus 2,2%, Thailand minus 1,94% dan Singapura minus 1,36%.

Michael Dommermuth, President International Asset Management, Manulife Asset Management mengatakan, tekanan inflasi tinggi menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan tingkat pengembalian deposito riil menjadi minus. "Pendapatan bunga tergerus oleh inflasi," ujar dia. Selain itu, pajak penghasilan atas bunga deposito di Indonesia secara final dibebankan sebesar 20%.


Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia bilang, reksadana bisa jadi alternatif investasi dengan prospek return lebih tinggi ketimbang deposito. Apalagi jika horizon investasi jangka panjang, reksadana berpotensi memberikan imbal hasil yang optimal. Hingga akhir semester-I 2013, Manulife Aset manajemen Indonesia mencatat total dana kelolaan sebesar Rp 43,4 triliun. Nilai tersebut tumbuh 6,15% dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang hanya sekitar Rp 40,98 triliun.

Pajak rendah

Hans Kwee, Direktur Emco Asset Management mengatakan, return deposito dan rekadana pasar uang tidak akan jauh berbeda. Namun, reksadana pasar uang memiliki keuntungan ketimbang deposito karena pajak yang dikenakan lebih rendah.

Sementara, Viliawati, analis Infovesta Utama menuturkan, aset dasar reksadana pasar uang yang bisa ditempatkan pada sejumlah portfolio, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan deposito berjangka bisa menjadi keuntungan tersendiri. Tren kenaikan BI rate bakal ikut mengangkat bunga SBI dan deposito berjangka. Sehingga potensi return reksadana pasar uang ikut meningkat.

Aset dasar reksadana pasar uang juga bisa diputar pada efek pendapatan tetap yang umumnya berupa obligasi korporasi jangka pendek. Akibatnya, masih ada potensi fluktuasi akibat pergerakan harga obligasi yang menjadi aset dasar portofolio reksadana tersebut.

Berdasarkan data Infovesta, reksadana pasar uang milik Panin Asset Management bertajuk Panin Dana Likuid mencetak return tertinggi 4,12% year to date sampai 2 Oktober 2013. Di posisi kedua, reksadana Trimegah Asset Management bertajuk Trim Kas 2 dengan imbal hasil 3,95%. "Return reksadana pasar uang hingga akhir tahun bisa 5%," ujar Vilia.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini