KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan properti sekaligus pengelola mall dan gedung yang belokasi di Pekanbaru, Riau PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (BSP) segera melantai (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari proses ini, Bima Sakti menargetkan bisa meraup sekitar Rp 63 miliar. Direktur PT Bima Sakti Pertiwi Tbk Leonardus Sutarman mengatakan, nilai tersebut setara dengan 625 juta saham yang akan dilepas ke publik atau sekitar 20% dari total saham yang biasa ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. "Nilai per sahamnya kira-kira sekitar Rp 100-Rp 200," ungkapnya di Jakarta, Jumat (14/6).
Rencananya, dari jumlah dana segar yang didapat, BSP akan menggunakan 66% untuk membiayai penambahan dan perbaikan fasilitas gedung. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk pembelian tanah yang berlokasi di belakang area mal Pekanbaru seluas 1.200 meter persegi. Leonardus bilang, hingga saat ini perusahaan memiliki
landbank tanah seluas 8.000 meter persegi. Sehingga, dari hasil IPO ini BSP akan memperkuat usahanya dengan membangun apartemen. "Dengan tambahan Landbank nanti, kami rencananya akan membangun apartemen yang terkoneksi dengan mal," tambah dia. Tapi, untuk rencana pembangunan apartemen ini baru bisa terlaksana pada 2023 nanti karena saat ini masih dalam proses studi kelayakan. Menurutnya, membangun properti di kawasannya sangat prospektif karena di jantung kota Riau. Sehingga, dengan nilai tanah yang tiap tahun naik, maka perhitungannya, masyarakat Riau akan tertarik untuk tinggal di apartemen. "Untuk membangun apartemen ini juga kami berencana akan
rights issue untuk menggalang dana," kata Leonardus. Sementara, untuk jangka pendek, BSP akan merombak konsep Mall Pekanbaru. Direktur Utama PT Bima Sakti Pertiwi Tbk Christopher Sumasto Tjia bilang, pihaknya akan membuka bioskop dan mengubah konsep
foodcourt. "Tak hanya kita akan perkuat sebagai muslim
center, karena tanpa direncanakan di mall kita ada pusat muslim
center, kita melihat peluang itu," katanya. Menurutnya, dengan langkah-langkah tersebut, akan memperkuat posisi Mal Pekanbaru yang tidak hanya sebagai pusat gadget di Riau. Asal tahu saja, sekitar tiga tahun hingga lima tahun lalu memang mall yang dioperasikan BSP ini sudah
leading di bidang
gadget center. "Memang kalau mau beli handphone biasanya langsung cari di mall kami," katanya. Christopher mengklaim, saat ini tidak ada perusahaan properti lain yang
head to head dengan BSP. Memang, hingga saat ini pendapatan perusahaan masih dari
recurring income yang nilainya cukup stabil di kisaran Rp 70 miliar-Rp 80 miliar per tahun. Dengan upaya merombak mall tersebut, BSP menargetkan pendapatan di 2019 sebesar Rp 84 miliar dan Rp 94 miliar di 2020.
Adapun per 2018 pendapatan perusahaan sebesar Rp 75,25 miliar dan laba neto tahun berjalan Rp 318,58 miliar. Laba tersebut melonjak signifikan dari 2017 yang hanya sebesar Rp 2,34 miliar. Menurut Leonardus, melonjaknya laba tersebut karena penggunaan metode revaluasi. "Tujuannya, supaya mendapat perbandingan yang layak antara pendapatan yang diperoleh dengan sumberdaya yang digunakan," jelas dia. Akibatnya, lanjutnya, menyebabkan kenaikan laba bersih dan kenaikan ekuiti struktur permodalan BSP menjadi kokoh. Maka itu, perusahaan berharap dengan keadaan perusahaan saat ini saham yang akan diterbitkan bisa terserap seluruhnya ke publik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi