Menakar untung rugi penawaran tender saham META bagi investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran tender saham atawa tender offer PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mulai digelar. Analis menyarankan investor tetap cermat sebelum mengambil keputusan di saham ini.

Seperti diketahui, pengendali META, PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI), melakukan tender offer saham META di harga Rp 211 per saham. Jumlah saham yang dibeli sebanyak-banyaknya 6,74 miliar saham atau setara 44,21% saham.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengatakan, harga tender offer itu masih kurang menarik, lantaran tak berbeda jauh dari harga saat ini yang sebesar Rp 208 per saham.


Alhasil, analis menilai aksi korporasi ini tidak akan terlalu berpengaruh ke harga saham META. "Apalagi, kinerja kuartal I-2018 juga belum cukup bagus," ujar Aditya kepada KONTAN, Kamis (2/8).

Selain itu, Aditya menilai valuasi saham META masih mahal. Dia menyarankan sebaiknya investor tetap mengambil posisi wait and see. Ia menambahkan, jika ingin mengambil peluang di saham META, sebaiknya investor hanya trading jangka pendek karena volume saham masih tak terlalu besar.

Tak hanya itu, investor juga perlu mencermati rencana ekspansi yang akan dilakukan Metro Pacific. "Kalau investor baru yang masuk ini bisa membuat permodalan bagus, maka bisa menjadi efek positif," imbuhnya.

Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe juga mengatakan, harga saham META usai tender offer tak bakal banyak bergerak jauh dari harga saat ini.

Namun, tak ada salahnya juga jika investor mau mulai membeli saham META. Kiswoyo memberi target harga Rp 220. "Beli sekarang masih bisa. Karena ada rencana untuk bangun jalan tol dan tower, yang akan berdampak positif," kata Kiswoyo.

Aditya menambahkan, dalam jangka pendek, trader bisa mulai beli saham META di rentang Rp 204 hingga Rp 220. Saham META bisa naik jika ada sentimen positif dari laporan keuangan semester I-2018. "Jika harga sudah melewati Rp 220, ada potensi ke Rp 260 untuk jangka menengah," tandas Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie