Menakar untung rugi stock split Surya Esa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) berencana memecah nilai nominal sahamnya alias stock split. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) ESSA telah menyetujui rasio stock split sebesar 1:10.

Dengan demikian, nominal saham ESSA yang semula Rp 100 per saham akan jadi Rp 10 per saham. Jika saat ini harga saham ESSA ada di kisaran Rp 2.110 per saham, maka usai stock split, saham ESSA akan diperdagangkan di kisaran Rp 211 per saham.

Usai stock split, ESSA akan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 3,5 miliar saham dengan nominal Rp 10. Target dana dari aksi korporasi ini maksimal Rp 600 miliar. ESSA akan menggunakan dana rights issue untuk menyelesaikan pabrik amonia.


Analis melihat aksi korporasi emiten ini cukup menarik. Analis Erdhika Elit Sekuritas Toufan Yamin menilai, rencana stock split ESSA cukup positif bagi perusahaan.

Meski jumlah saham publik ESSA mencapai 32%, namun sahamnya tak banyak ditransaksikan. Pada perdagangan kemarin saja, volume transaksi saham ini hanya satu lot. Dengan demikian, menurut Toufan, usai stock split kelak, saham ESSA berpotensi lebih menarik, karena pergerakannya berpotensi lebih likuid.

Tapi, Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada cenderung pesimistis saham ESSA bisa lebih banyak ditransaksikan usai stock split. Pasalnya, rasio stock split dinilai terlalu besar, sehingga, harga sahamnya menjadi sangat rendah.

Ia mengatakan, harga rights issue ESSA berpotensi di bawah Rp 200 per saham. Harga yang terlalu murah ini justru dikhawatirkan akan membuat rights issue menjadi kurang menarik. "Kalau harga setelah rights issue di bawah Rp 200, investor yang pegang malah rugi," papar dia.

Sehingga, Reza merekomendasikan untuk melepas saham ESSA usai stock split. Tapi, investor bisa kembali membeli saham ESSA jika harga sahamnya terlihat meningkat usai rights issue.

Toufan justru merekomendasikan pemegang saham untuk hold ESSA. Pasalnya, ESSA masih ekspansif dan mencetak kinerja positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini