KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membandingkan, jumlah angkatan kerja saat ini yang mencapai sekitar 128 juta pekerja dengan angka pemutusan hubungan kerja ( PHK) dinilai masih sedikit. Ketimbang dengan pekerja yang dirumahkan dan pekerja yang penghasilan per bulannya berkurang akibat pandemi virus corona (Covid-19). "Jumlah angkatan pekerja kita 128 juta. Jika dilihat dari data BPS, banyak sekali teman-teman kita mengalami dampak pandemi ini. Kalau dilihat dari angkanya PHK itu masih kecil, yang banyak adalah mereka yang dirumahkan dengan penghasilan yang berkurang," ucapnya di Cikarang, Rabu (3/2/2021).
"Ada yang berkurangnya setengah, berkurangnya 75 persen, ada yang tidak berkurang sama sekali," sambung Ida. Untuk mengatasi lonjakan PHK, lanjut Ida, pemerintah sepanjang tahun 2020 telah melakukan pengamanan jaringan sosial (safety net). Baca Juga: KSPI mendesak agar program bantuan subsidi gaji dilanjutkan Di Kementerian Ketenagakerjaan sendiri selama 2020, telah melakukan program bantuan subsidi upah. Kemudian, juga ada Kartu Prakerja yang kini berubah skemanya menjadi semi bantuan sosial. Lantaran ada insentif yang diberikan dalam program tersebut dengan nominal yang sama sebesar Rp 600.000 per bulan. "Tahun 2020, ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah. Kami memberikan subsidi upah kepada mereka yang berpenghasilan Rp 5 juta ke bawah. Kemudian, program Kartu Prakerja yang semula untuk meningkatkan kompetisi menjadi berubah. Kami harus berikan insentif, jadi semi bansosnya Kartu Prakerja," jelas dia.