Menambah Crane Baru, Pelindo Siapkan Rp 2,7 T



JAKARTa. PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo) semakin ekspansif. Dalam dua tahun ke depan, perusahaan pelat merah ini akan menambah 40 unit crane di sejumlah pelabuhan. Peralatan bongkar muat peti kemas ini berfungsi memindahkan peti kemas dari kapal ke dermaga.

Ada sejumlah pelabuhan yang mendapat tambahan crane itu. Diantaranya Pelabuhan Panjang, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Jambi, Tanjung Priok, dan Pangkal Balam. “Kami menargetkan akhir tahun ini sebagian crane sudah terkirim,” jelas Direktur Utama Pelindo II Richard Jose Lino, Ahad (14/2).

Pelindo akan menenderkan pengadaan 40 crane itu pada tahun ini. Harapannya, tahun depan crane-crane itu sudah bisa terpasang. Pelindo sudah menyiapkan biaya pembelian crane itu dari pos belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 2,7 triliun. Anggaran sebesar ini sudah termasuk biaya perbaikan infrastruktur pelabuhan.


Di antaranya, penambahan infrastruktur di Tanjung Priok Car Terminal dengan anggaran Rp 200 miliar. Terminal khusus untuk bongkar muat mobil tersebut akan diperlebar sehingga bisa menampung dua kapal untuk bongkar dan muat.

Namun, Lino tak merinci berapa kebutuhan dana persis untuk pembelian 40 crane tersebut. Yang pasti, pekan ini Pelindo akan mengumumkan jadwal tender. Pelindo mencari jenis crane multifungsi dan efisien, yakni lima unit crane yang mampu memindahkan 35 unit kargo sekaligus kontainer.

Saat ini, cuma ada 30 unit crane di seluruh pelabuhan di bawah Pelindo II. Akibatnya, kemampuan pelayanan peti kemas di pelabuhan masih terbatas, yakni hanya melayani pemindahan kontainer, minus kargo.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu berharap, langkah Pelindo II itu bisa meningkatkan layanan pelabuhan. Sehingga, kapal yang datang tidak menunggu menurunkan atau menaikkan muatan. “Dengan zero waiting time, arus barang akan lancar dan ekspor ikut lancar,” katanya. Rencana penambahan 40 crane dipicu oleh minimnya fasilitas pelabuhan, sementara kebutuhan layanan makin bertambah. Mulai Kamis (11/2) pekan lalu, misalnya, PT Pelindo II resmi membuka layanan pemindahan muatan antarkapal (transshipment) khusus mobil yang datang ke pelabuhan Tanjung Priok.

Sebagai pembuka, kapal kargo Golden Fan akan membawa 1.091 unit mobil dari India, memindahkan sebagian muatannya untuk dibawa ke Australia dan Selandia Baru. Selama ini, transshipment cuma bisa di Singapura.

Sayang, menurut Lino, proses transshipment tersebut harus bergantian, sebab daya tampung pelabuhan hanya bisa menampung satu kapal yang bersandar.

Menurut Mari Pangestu, selain akan mendapat tambahan devisa, transshipment di Indonesia juga akan menurunkan ongkos kapal untuk ekspor mobil. Mari berharap, Tanjung Priok Car Terminal kelak bisa menjadi regional car hub port yang bisa melayani transshipment mobil antarnegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test