Menambatkan investasi di kilau emas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi pencinta logam mulia, kilauan emas sebagai instrumen investasi agaknya tak kunjung pudar, meski pilihan investasi kini semakin banyak. Karena itu, tak heran bila emas pula yang menjadi pilihan investasi Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto.

Wanita yang memimpin perusahaan produsen perhiasan ini meyakini investasi di logam mulia merupakan sarana investasi paling likuid. "Kalau emas mau dijual sewaktu-waktu cukup mudah. Berbeda halnya dengan tanah maupun rumah, yang sulit dijual dalam tempo cepat," ungkap Sandra saat berkunjung ke kantor redaksi KONTAN, beberapa waktu yang lalu.

Sandra mengatakan emas menjadi salah satu instrumen investasi yang paling dia gemari. Selain karena memiliki likuiditas yang tinggi, si kuning ini juga menjanjikan imbal hasil (return) yang menarik dalam jangka panjang. Selain itu, instrumen yang sering dikatakan sebagai instrumen safe haven ini memiliki tren harga yang selalu memperlihatkan kenaikan.


Apalagi, Sandra mengaku sebagai investor yang tergolong bertipe konvensional. Dalam berinvestasi, perempuan ini memilih menempatkan uangnya di instrumen-instrumen yang tergolong aman.

Di sisi lain, berinvestasi emas, bagi Sandra, tidak melulu merupakan investasi yang konsumtif. Bagi dia, membenamkan investasi juga harus memiliki tujuan yang jelas. Hal itu pulalah yang menjelaskan mengapa meski memiliki banyak perhiasan emas, perhiasan yang kerap dipakai Sandra hanyalah cincin dan giwang.

Meski menyukai emas sebagai instrumen investasi, Sandra juga tak lupa menerapkan strategi diversifikasi portofolio investasi. Jadi, selain mengandalkan instrumen logam mulia tersebut, perempuan yang juga beraktivitas sebagai dosen ini juga melirik investasi di tanah dan properti.

Saat ini, portofolio Sandra meliputi emas sebanyak 50% dari total portofolio. Adapun tanah dan rumah sebesar 50%. Kebanyakan investasi tanah dan properti Sandra berlokasi di wilayah Bandung, Jawa Barat.

Anak sulung dari tiga bersaudara ini juga mengatakan bahwa dia tidak hanya melakukan investasi di jangka pendek, namun juga berinvestasi dalam jangka panjang.

Lagipula, menurut dia, investasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan sebagai persiapan menghadapi masa depan. Baik dalam berinvestasi jangka panjang maupun jangka pendek, Sandra menilai, keamanan berinvestasi harus selalu diutamakan. Menganalisis investasi jangka panjang dan jangka pendek juga diperlukan, sehingga risiko berinvestasi bisa dikurangi.

Secara jangka panjang, Sandra mengatakan seorang investor harus memperhitungkan terlebih dahulu risiko dari investasi yang akan diambilnya. Jadi berinvestasi juga harus dipikirkan secara matang. "Menurut saya, berinvestasi juga harus direncanakan dengan baik," tambah Sandra.

Selain menyimpan emas dan properti, lulusan Universitas Erasmus, Belanda, ini mengatakan bahwa berinvestasi pada skill juga menjadi kebutuhan jangka panjang.

Oleh karena itu, perempuan yang sudah memiliki gelar Doktor tersebut mengatakan, menimba ilmu di perguruan tinggi juga merupakan sebuah investasi untuk membekali diri sendiri. Meski tak bisa dinilai dengan uang, skill akan menjadi aset bagi setiap manusia.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat