Kebutuhan akan akses internet membuka peluang usaha bagi banyak orang. Walau banyak provider yang menawarkan paket berlangganan internet, nyatanya tidak semua mampu menjangkau. Karena itu, wajanbolik bisa menjadi alternatif internetan murah meriah.Akses internet menjadi sesuatu yang penting bagi sebagian orang. Terlebih lagi, dengan booming situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter. Untuk bisa mendapatkan akses dunia maya, masyarakat bisa menggunakan pelbagai fasilitas, semisal modem, Wi-Fi, dan jaringan telepon.Booming internet inilah yang membuat Putra Wawan tertarik memproduksi wajanbolik pada 2009 lalu bersama temannya. Ia melihat pembuatan wajanbolik bisa menjadi peluang usaha yang kreatif, apalagi bahan baku yang diperlukan untuk pembuatannya cukup mudah dan murah.Wajanbolik adalah alat penguat sinyal wireless agar koneksi internet bisa lebih kencang lagi. "Meskipun terbuat dari bahan yang sederhana, fungsinya cukup efektif," kata Wawan.Wajanbolik ciptaan Wawan bekerja pada frekuensi sampai dengan 2,4 Giga Hertz (Ghz). Jangkauan alat ini juga cukup luas bisa mencapai 5 kilometer. "Murah, jangkauan luas dan pemasangan sangat mudah," ujarnya.Untuk menggunakannya, wajanbolik cukup dicolokkan ke port USB komputer atau laptop. Bahkan, menurut Wawan, wajanbolik lebih unggul dibandingkan dengan modem. Sebab, sistem jaringan wireless LAN dengan wajanbolik membuat akses internet lebih cepat ketimbang modem. Keunggulan lainnya adalah alat ini bisa dipakai oleh beberapa personal computer (PC) sekaligus. "Kuncinya terletak pada PC yang akan ditunjuk sebagai server. Harus ada satu port LAN atau LAN card," imbuh dia.CPU atau laptop terkini, biasanya sudah memenuhi spesifikasi tersebut. Kalau pun tidak ada, cukup menambah LAN internal yang harganya rata-rata Rp 60.000 per unit. Selain itu, perlu juga disediakan satu LAN switch dengan jumlah port yang mencukupi, agar wajanbolik bisa digunakan lebih dari satu PC.Untuk memudahkan konsumen, Wawan juga menyediakan panduan pemasangan berbentuk compact disc (CD). "Buku panduan pemasangan juga ada," katanya. Agar bisa menjangkau daerah yang luas, wajanbolik harus dipasang sesuai tipe lokasi, seperti dengan meletakkan alat ini di tempat yang tinggi.Pengguna wajanbolic tidak perlu cemas dengan kondisi cuaca. Sebab, hujan atau angin kencang tidak akan mengganggu koneksi internet. Perangkat elektronik dan USB diletakkan di dalam frame sehingga tersembunyi dan terlindung dari air dan angin.Dengan statusnya yang masih mahasiswa, Wawan mengaku cukup mendapatkan banyak penghasilan dari bisnisnya ini. Apalagi permintaan wajanbolic selalu meningkat. Dengan mengandalkan situs www.wajanbolik.com, Wawan berhasil mendapat pesanan sampai 20 unit dari seluruh Indonesia setiap minggunya. Dengan harga mulai Rp 250.000 hingga Rp 350.000, dia mampu meraih omzet Rp 6 juta seminggu. Tak hanya datang dari perseorangan, Wawan juga menerima banyak pesanan dari instansi-instansi pemerintahan, perumahan, hingga institusi pendidikan.Sutedy juga memproduksi wajanbolic. Ia bersama tiga kawannya, selain mengandalkan pesanan dari warga di kawasan perumahan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat, juga dari daerah lain. Dari perumahan ini, ia minimal mendapat pesanan 5 unit setiap bulan. Sedangkan, permintaan dari luar warga perumahan bisa mencapai 8 hingga 15 unit per bulan. Sutedy membanderol wajanbolic bikinannya seharga Rp 240.000 per unit. "Pesanan datang dari Tangerang, Sulawesi, dan Kalimantan," ujarnya.Untuk membuat produk ini, Sutedy memakai wajan berdiameter 14 cm-15 cm. Semakin besar diameter wajan, semakin bagus frekuensi yang ditangkap. Batasan sinyal yang boleh ditangkap wajanbolic adalah 2.4 GHz. Frekuensi tersebut sangat rendah sehingga tidak mengganggu frekuensi-frekuensi lainnya.Selain wajan, bahan lain yang dibutuhkan adalah pipa PVC, aluminium foil, dok pipa PVC, baut dan mur, serta USB wireless dan kabel. "Bisa juga dimodifikasi dengan radio resistor. Saya banyak belajar dari dunia maya," kata Sutedy.Beraneka modifikasi bisa dilakukan untuk meningkatkan kekuatan sinyal yang mampu ditangkap. Sutedy menjelaskan, wajan jadi penampang resistor alternatif yang murah untuk menangkap sinyal Wi-Fi. Di luar negeri ada pula perangkat semacam wajanbolik. Namun, teknologi yang dipakai menggunakan pElat panel berbentuk kotak. Harga pelat tersebut lebih mahal dibandingkan dengan wajan, bisa mencapai Rp 40.000 hingga Rp 60.000. Adapun wajan hanya Rp 18.000 sampai Rp 28.000 dan banyak dijual di pasar-pasar.Selain menangkap sinyal Wi-Fi, wajanbolik juga bisa digunakan untuk modem. "Kebutuhan akses internet sangat besar, makanya permintaan produk ini meningkat," kata Sutedy. Produk ini, Sutedy menuturkan, memang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lapisan ekonomi ke menengah bawah untuk mengakses internet.Walaupun banyak operator telekomunikasi yang menawarkan paket internet, sering tidak terjangkau seluruh lapisan masyarakat. "Kami mencari solusi agar bisa dibuat perangkat dengan bujet murah, sehingga orang dengan mudah mengakses internet," papar Sutedy. Ia mengaku banyak belajar dari pakar teknologi informasi seperti Onno Widodo Purbo, yang memiliki pemikiran semua ilmu harus dibagi untuk seluruh golongan, termasuk masyarakat ekonomi bawah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menangkap laba dari bisnis wajanbolik
Kebutuhan akan akses internet membuka peluang usaha bagi banyak orang. Walau banyak provider yang menawarkan paket berlangganan internet, nyatanya tidak semua mampu menjangkau. Karena itu, wajanbolik bisa menjadi alternatif internetan murah meriah.Akses internet menjadi sesuatu yang penting bagi sebagian orang. Terlebih lagi, dengan booming situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter. Untuk bisa mendapatkan akses dunia maya, masyarakat bisa menggunakan pelbagai fasilitas, semisal modem, Wi-Fi, dan jaringan telepon.Booming internet inilah yang membuat Putra Wawan tertarik memproduksi wajanbolik pada 2009 lalu bersama temannya. Ia melihat pembuatan wajanbolik bisa menjadi peluang usaha yang kreatif, apalagi bahan baku yang diperlukan untuk pembuatannya cukup mudah dan murah.Wajanbolik adalah alat penguat sinyal wireless agar koneksi internet bisa lebih kencang lagi. "Meskipun terbuat dari bahan yang sederhana, fungsinya cukup efektif," kata Wawan.Wajanbolik ciptaan Wawan bekerja pada frekuensi sampai dengan 2,4 Giga Hertz (Ghz). Jangkauan alat ini juga cukup luas bisa mencapai 5 kilometer. "Murah, jangkauan luas dan pemasangan sangat mudah," ujarnya.Untuk menggunakannya, wajanbolik cukup dicolokkan ke port USB komputer atau laptop. Bahkan, menurut Wawan, wajanbolik lebih unggul dibandingkan dengan modem. Sebab, sistem jaringan wireless LAN dengan wajanbolik membuat akses internet lebih cepat ketimbang modem. Keunggulan lainnya adalah alat ini bisa dipakai oleh beberapa personal computer (PC) sekaligus. "Kuncinya terletak pada PC yang akan ditunjuk sebagai server. Harus ada satu port LAN atau LAN card," imbuh dia.CPU atau laptop terkini, biasanya sudah memenuhi spesifikasi tersebut. Kalau pun tidak ada, cukup menambah LAN internal yang harganya rata-rata Rp 60.000 per unit. Selain itu, perlu juga disediakan satu LAN switch dengan jumlah port yang mencukupi, agar wajanbolik bisa digunakan lebih dari satu PC.Untuk memudahkan konsumen, Wawan juga menyediakan panduan pemasangan berbentuk compact disc (CD). "Buku panduan pemasangan juga ada," katanya. Agar bisa menjangkau daerah yang luas, wajanbolik harus dipasang sesuai tipe lokasi, seperti dengan meletakkan alat ini di tempat yang tinggi.Pengguna wajanbolic tidak perlu cemas dengan kondisi cuaca. Sebab, hujan atau angin kencang tidak akan mengganggu koneksi internet. Perangkat elektronik dan USB diletakkan di dalam frame sehingga tersembunyi dan terlindung dari air dan angin.Dengan statusnya yang masih mahasiswa, Wawan mengaku cukup mendapatkan banyak penghasilan dari bisnisnya ini. Apalagi permintaan wajanbolic selalu meningkat. Dengan mengandalkan situs www.wajanbolik.com, Wawan berhasil mendapat pesanan sampai 20 unit dari seluruh Indonesia setiap minggunya. Dengan harga mulai Rp 250.000 hingga Rp 350.000, dia mampu meraih omzet Rp 6 juta seminggu. Tak hanya datang dari perseorangan, Wawan juga menerima banyak pesanan dari instansi-instansi pemerintahan, perumahan, hingga institusi pendidikan.Sutedy juga memproduksi wajanbolic. Ia bersama tiga kawannya, selain mengandalkan pesanan dari warga di kawasan perumahan Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat, juga dari daerah lain. Dari perumahan ini, ia minimal mendapat pesanan 5 unit setiap bulan. Sedangkan, permintaan dari luar warga perumahan bisa mencapai 8 hingga 15 unit per bulan. Sutedy membanderol wajanbolic bikinannya seharga Rp 240.000 per unit. "Pesanan datang dari Tangerang, Sulawesi, dan Kalimantan," ujarnya.Untuk membuat produk ini, Sutedy memakai wajan berdiameter 14 cm-15 cm. Semakin besar diameter wajan, semakin bagus frekuensi yang ditangkap. Batasan sinyal yang boleh ditangkap wajanbolic adalah 2.4 GHz. Frekuensi tersebut sangat rendah sehingga tidak mengganggu frekuensi-frekuensi lainnya.Selain wajan, bahan lain yang dibutuhkan adalah pipa PVC, aluminium foil, dok pipa PVC, baut dan mur, serta USB wireless dan kabel. "Bisa juga dimodifikasi dengan radio resistor. Saya banyak belajar dari dunia maya," kata Sutedy.Beraneka modifikasi bisa dilakukan untuk meningkatkan kekuatan sinyal yang mampu ditangkap. Sutedy menjelaskan, wajan jadi penampang resistor alternatif yang murah untuk menangkap sinyal Wi-Fi. Di luar negeri ada pula perangkat semacam wajanbolik. Namun, teknologi yang dipakai menggunakan pElat panel berbentuk kotak. Harga pelat tersebut lebih mahal dibandingkan dengan wajan, bisa mencapai Rp 40.000 hingga Rp 60.000. Adapun wajan hanya Rp 18.000 sampai Rp 28.000 dan banyak dijual di pasar-pasar.Selain menangkap sinyal Wi-Fi, wajanbolik juga bisa digunakan untuk modem. "Kebutuhan akses internet sangat besar, makanya permintaan produk ini meningkat," kata Sutedy. Produk ini, Sutedy menuturkan, memang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lapisan ekonomi ke menengah bawah untuk mengakses internet.Walaupun banyak operator telekomunikasi yang menawarkan paket internet, sering tidak terjangkau seluruh lapisan masyarakat. "Kami mencari solusi agar bisa dibuat perangkat dengan bujet murah, sehingga orang dengan mudah mengakses internet," papar Sutedy. Ia mengaku banyak belajar dari pakar teknologi informasi seperti Onno Widodo Purbo, yang memiliki pemikiran semua ilmu harus dibagi untuk seluruh golongan, termasuk masyarakat ekonomi bawah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News