JAKARTA. Bisnis kuliner olahan ayam tak ada matinya. Kendati sudah diramaikan banyak pemain, tawaran kemitraan bisnis ini tetap tidak surut. Satu lagi tawaran kemitraan datang dari Suparno yang mengusung brand Ayam Lepaas.Suparno mendirikan Ayam Lepaas sejak tahun 2009 di Aceh. Ia mengandalkan menu utama ayam lepaas dan ayam lemaas. "Kelebihan kami adalah karakter rasa yang khas, terutama pada sambalnya," terang Suparno. Ayam lepaas merupakan ayam goreng dengan sambal cabe ijo yang pedas. Sementara ayam lemaas adalah ayam goreng dengan sambal pedas manis. Selain sambal, ayam kreasinya juga tidak seperti ayam goreng umumnya yang banyak tepung. Untuk mengembangkan usahanya, sejak tahun 2010, Suparno resmi membuka peluang kemitraan. Saat ini sudah ada 88 gerai Ayam Lepaas yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Banten, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. "Milik mitra 80 gerai, selebihnya milik saya," ujarnya.Jika ingin menjajal kemitraan Ayam Lepaas, Anda perlu menyediakan modal Rp 200 juta hingga Rp 500 juta, tergantung kapasitas dan luas tempat. Untuk modal Rp 200 juta, kapasitasnya 40 - 60 kursi dengan luas ruangan 60 meter persegi. Sementara modal Rp 500 juta, kapasitasnya di atas 160 kursi dengan luas 150 meter persegi.Laba bersih 10%Dalam kerjasama ini, biaya investasi sudah termasuk hak memakai merek dagang selama lima tahun, peralatan lengkap, bahan baku, pelatihan hingga biaya operasional dan gaji karyawan untuk sebulan pertama.Suparno menawarkan dua tipe kemitraan. Pertama, kemitraan yang manajemennya dikelola oleh pusat. Dalam tipe ini, mitra tak perlu mencari tenaga kerja. Seluruh persiapan hingga operasinal diurus pusat. Mitra tinggal menyediakan tempat. "Tapi, jika mau menempatkan karyawan sendiri juga boleh," ujarnya. Dengan sistem seperti ini, mitra memperoleh laba 10% - 12% dari omzet.Kedua, mitra mengoperasikan sendiri gerainya. "Tapi, untuk yang ini kami selektif memilih, harus yang sudah teruji mengelola bisnis," katanya. Lantaran dikelola sendiri, laba yang masuk ke mitra lebih besar, bisa mencapai 10% - 20% . Hanya, mitra wajib membayar royalty fee 6% - 8% dari omzet.Harga seporsi menu Ayam Lepaas mulai Rp 11.000 hingga Rp 18.000. Suparno menargetkan, mitra memperoleh omzet Rp 100 juta - Rp 250 juta per bulan. Mitra diharapkan balik modal dalam waktu 20 - 34 bulan. Pengamat Waralaba Utomo Njoto menilai, produk olahan ayam masih memiliki pasar yang bagus. Namun, sebelum mengambil kemitraan, menurut Utomo, mitra harus melakukan survei dulu ke gerai yang sudah berdiri. Cermati juga estimasi bisnis yang dibuat pusat. Selain itu, bagaimana asumsinya jika rugi. "Kalau yang dikelola pusat, lalu rugi itu seperti apa harus dicermati," ujar Utomo. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menangkap peluang bisnis Ayam Lepaas
JAKARTA. Bisnis kuliner olahan ayam tak ada matinya. Kendati sudah diramaikan banyak pemain, tawaran kemitraan bisnis ini tetap tidak surut. Satu lagi tawaran kemitraan datang dari Suparno yang mengusung brand Ayam Lepaas.Suparno mendirikan Ayam Lepaas sejak tahun 2009 di Aceh. Ia mengandalkan menu utama ayam lepaas dan ayam lemaas. "Kelebihan kami adalah karakter rasa yang khas, terutama pada sambalnya," terang Suparno. Ayam lepaas merupakan ayam goreng dengan sambal cabe ijo yang pedas. Sementara ayam lemaas adalah ayam goreng dengan sambal pedas manis. Selain sambal, ayam kreasinya juga tidak seperti ayam goreng umumnya yang banyak tepung. Untuk mengembangkan usahanya, sejak tahun 2010, Suparno resmi membuka peluang kemitraan. Saat ini sudah ada 88 gerai Ayam Lepaas yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Banten, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. "Milik mitra 80 gerai, selebihnya milik saya," ujarnya.Jika ingin menjajal kemitraan Ayam Lepaas, Anda perlu menyediakan modal Rp 200 juta hingga Rp 500 juta, tergantung kapasitas dan luas tempat. Untuk modal Rp 200 juta, kapasitasnya 40 - 60 kursi dengan luas ruangan 60 meter persegi. Sementara modal Rp 500 juta, kapasitasnya di atas 160 kursi dengan luas 150 meter persegi.Laba bersih 10%Dalam kerjasama ini, biaya investasi sudah termasuk hak memakai merek dagang selama lima tahun, peralatan lengkap, bahan baku, pelatihan hingga biaya operasional dan gaji karyawan untuk sebulan pertama.Suparno menawarkan dua tipe kemitraan. Pertama, kemitraan yang manajemennya dikelola oleh pusat. Dalam tipe ini, mitra tak perlu mencari tenaga kerja. Seluruh persiapan hingga operasinal diurus pusat. Mitra tinggal menyediakan tempat. "Tapi, jika mau menempatkan karyawan sendiri juga boleh," ujarnya. Dengan sistem seperti ini, mitra memperoleh laba 10% - 12% dari omzet.Kedua, mitra mengoperasikan sendiri gerainya. "Tapi, untuk yang ini kami selektif memilih, harus yang sudah teruji mengelola bisnis," katanya. Lantaran dikelola sendiri, laba yang masuk ke mitra lebih besar, bisa mencapai 10% - 20% . Hanya, mitra wajib membayar royalty fee 6% - 8% dari omzet.Harga seporsi menu Ayam Lepaas mulai Rp 11.000 hingga Rp 18.000. Suparno menargetkan, mitra memperoleh omzet Rp 100 juta - Rp 250 juta per bulan. Mitra diharapkan balik modal dalam waktu 20 - 34 bulan. Pengamat Waralaba Utomo Njoto menilai, produk olahan ayam masih memiliki pasar yang bagus. Namun, sebelum mengambil kemitraan, menurut Utomo, mitra harus melakukan survei dulu ke gerai yang sudah berdiri. Cermati juga estimasi bisnis yang dibuat pusat. Selain itu, bagaimana asumsinya jika rugi. "Kalau yang dikelola pusat, lalu rugi itu seperti apa harus dicermati," ujar Utomo. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News