Menangkis tuduhan jadi mata-mata Rusia, Kaspersky Lab akan membangun pusat data Swiss



KONTAN.CO.ID - MOSCOW / TORONTO - Kaspersky Lab yang berbasis di Moskow berencana membuka pusat data di Swiss. Rencana ini merupakan respon atas kekhawatiran pemerintah Barat bahwa Rusia mengeksploitasi perangkat lunak anti-virus Kaspersky untuk memata-matai pelanggan, menurut dokumen internal yang dilihat oleh Reuters.

Rencana Kaspersky mendirikan pusat tersebut sebagai tanggapan atas tindakan Amerika Serikat, Inggris, dan Lituania yang tahun lalu berhenti menggunakan produknya. Tahun lalu A.S. memerintahkan kantor pemerintah menghapus perangkat lunak Kaspersky dari jaringan mereka. Kaspersky menolak keras tuduhan tersebut dan mengajukan tuntutan hukum terhadap larangan A.S.

Nah, upaya membuka pusat data di Swiss merupakan upaya terbaru Kaspersky, pemain kakap bisnis perangkat lunak anti-virus, untuk menangkis tuduhan pemerintah AS dan lainnya tadi. 


Sumber Reuters menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut mengenai proyek baru tersebut, namun menambahkan: "Ini bukan hanya aksi PR. Kami benar-benar mengubah infrastruktur Litbang kami."

Seorang juru bicara Kaspersky menolak berkomentar mengenai dokumen yang ditinjau oleh Reuters. "Kami memahami bahwa selama masa ketegangan geopolitik yang dicerminkan oleh lanskap ancaman cyber yang semakin kompleks, orang mungkin memiliki pertanyaan dan kami ingin mengatasinya."

Kaspersky Lab sempat meluncurkan kampanye pada bulan Oktober untuk menghilangkan kekhawatiran kemungkinan kolusi dengan pemerintah Rusia dengan cara berjanji membiarkan para ahli independen meneliti perangkat lunaknya dari kemungkinan adanya "pintu belakang" yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk memata-matai pelanggan.

Pusat data di Swiss akan dimulai beroperasi "dalam beberapa minggu" dan akan selesai pada awal 2020, kata orang yang mengetahui detail rencana ini. Rencana tersebut telah disetujui oleh CEO Kaspersky Lab sekaligus pendiri Eugene Kaspersky, dan akan diumumkan secara terbuka dalam beberapa bulan mendatang, menurut sumber tersebut.

"Eugene marah, dia lebih suka menghabiskan uangnya di tempat lain, tapi dia tahu ini perlu," kata orang itu.

Sebelumnya pejabat keamanan Barat mengatakan Dinas Keamanan Federal FSB Rusia, penerus KGB era Soviet, sangat mempengaruhi keputusan manajemen Kaspersky, meskipun perusahaan tersebut berulang kali membantah tuduhan tersebut.

Menurut dokumen yang dilihat Reuters, Pusat Data di Swiss akan mengumpulkan dan menganalisis file yang diidentifikasi mencurigakan dari komputer puluhan juta pelanggan Kaspersky di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Nah, ketika data dari pelanggan terdeteksi anomali yang memerlukan tinjauan manual, baru akan dikirim ke Moscow.

"Pihak ketiga akan meninjau kembali operasi pusat tersebut untuk memastikan bahwa semua file yang dikirim ditangani dengan benar, disimpan, dan tersedia untuk ditinjau oleh orang luar termasuk pemerintah asing", kata orang tersebut.

Editor: Hasbi Maulana