JAKARTA. Investor asing tampak agresif menjual saham selama sepekan terakhir. Merujuk laman Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai jual asing mencapai Rp 613,95 miliar selama lima hari terakhir. Jumat saja (27/6), nilai jual bersih asing (net sell) mencapai Rp 318,7 miliar. Sementara, selama sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,05% ke 4.845,13. Menurut Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, dana asing keluar karena mereka mengantisipasi pengumuman neraca perdagangan Mei. "Sehingga pemodal asing dalam posisi jual," ujar dia. Direktur Utama BEI Ito Warsito menambahkan, asing khawatir kejadian tahun lalu terulang di tahun ini. Saat itu, defisit neraca dagang pada April 2013 mencapai US$ 1,62 miliar. Adapun pada April 2014, defisit neraca dagang mencapai US$ 1,96 miliar. Kepala Riset Asjaya Indosurya William Suryawijaya bilang, asing keluar juga karena melihat utang negara yang membengkak dan inflasi kian tinggi. Dia menilai, asing masih akan terus melepas saham sampai Agustus."Tekanan di Agustus bisa besar," ujar dia. Meski begitu, William melihat, dana asing yang keluar di pekan lalu belum besar. Sebab, sejak awal tahun, asing masih net buy. Menurut catatan KONTAN, sejak awal tahun, asing masih mencatatkan net buy Rp 43,61 triliun.Aliran dana juga cenderung stabil dan tak berfluktuasi. Artinya, pemodal asing masih mengatur pola transaksi. William menilai, dana asing yang keluar di tahun ini tak akan sebesar 2013. Sebab, masih ada momentum pemilihan umum yang memberikan sentimen positif. Tentu, syaratnya, perhelatan politik itu berlangsung aman dan pergantian kebijakan lancar.Ito juga melihat, melemahnya rupiah bisa menjadi insentif bagi asing untuk masuk. Sebab, ada dua potensi keuntungan bagi asing. Pertama, asing bisa menikmati capital gain dan kedua, keuntungan nilai tukar. Namun, jika defisit neraca dagang tak terkendali, insentif positif ini tak terjadi. "Investor asing melihat, pemerintah bisa mengatasi defisit atau tidak," ujar Ito.Dalam jangka pendek, William memprediksi, IHSG akan bergerak di rentang 4.800 sampai 4.921. Satrio memprediksi, IHSG akan terkoreksi dengan support di 4.750-4.800 dan resistance di 4.875-4.890. Ia menyarankan buy on weakness jika IHSG sudah menyentuh level support.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menanti angka neraca, asing menjual saham
JAKARTA. Investor asing tampak agresif menjual saham selama sepekan terakhir. Merujuk laman Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai jual asing mencapai Rp 613,95 miliar selama lima hari terakhir. Jumat saja (27/6), nilai jual bersih asing (net sell) mencapai Rp 318,7 miliar. Sementara, selama sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,05% ke 4.845,13. Menurut Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, dana asing keluar karena mereka mengantisipasi pengumuman neraca perdagangan Mei. "Sehingga pemodal asing dalam posisi jual," ujar dia. Direktur Utama BEI Ito Warsito menambahkan, asing khawatir kejadian tahun lalu terulang di tahun ini. Saat itu, defisit neraca dagang pada April 2013 mencapai US$ 1,62 miliar. Adapun pada April 2014, defisit neraca dagang mencapai US$ 1,96 miliar. Kepala Riset Asjaya Indosurya William Suryawijaya bilang, asing keluar juga karena melihat utang negara yang membengkak dan inflasi kian tinggi. Dia menilai, asing masih akan terus melepas saham sampai Agustus."Tekanan di Agustus bisa besar," ujar dia. Meski begitu, William melihat, dana asing yang keluar di pekan lalu belum besar. Sebab, sejak awal tahun, asing masih net buy. Menurut catatan KONTAN, sejak awal tahun, asing masih mencatatkan net buy Rp 43,61 triliun.Aliran dana juga cenderung stabil dan tak berfluktuasi. Artinya, pemodal asing masih mengatur pola transaksi. William menilai, dana asing yang keluar di tahun ini tak akan sebesar 2013. Sebab, masih ada momentum pemilihan umum yang memberikan sentimen positif. Tentu, syaratnya, perhelatan politik itu berlangsung aman dan pergantian kebijakan lancar.Ito juga melihat, melemahnya rupiah bisa menjadi insentif bagi asing untuk masuk. Sebab, ada dua potensi keuntungan bagi asing. Pertama, asing bisa menikmati capital gain dan kedua, keuntungan nilai tukar. Namun, jika defisit neraca dagang tak terkendali, insentif positif ini tak terjadi. "Investor asing melihat, pemerintah bisa mengatasi defisit atau tidak," ujar Ito.Dalam jangka pendek, William memprediksi, IHSG akan bergerak di rentang 4.800 sampai 4.921. Satrio memprediksi, IHSG akan terkoreksi dengan support di 4.750-4.800 dan resistance di 4.875-4.890. Ia menyarankan buy on weakness jika IHSG sudah menyentuh level support.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News