JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terperosok mengikuti kejatuhan harga komoditas. Produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ini mengantongi pendapatan sebesar Rp 7,42 triliun. Angka ini turun sebesar 9,07% dari realisasi pendapatan 2008 yang sebesar Rp 8,16 triliun. Alhasil, laba bersihnya pun melorot 36,88% menjadi sebesar Rp 1,67 triliun. Investor Relations AALI Tjahjo Dwi Ariantono mengemukakan, kemerosotan kinerja AALI dipicu oleh kejatuhan harga jual minyak sawit mentah sepanjang tahun lalu.
Sejatinya, volume penjualan AALI di 2009 lebih tinggi dari penjualan selama 2008. Pada 2009, AALI berhasil menjual CPO sebanyak 1,07 juta ton, naik 10,24% dari penjualan 2008 yang sebanyak 970.568 ton. "Tapi, tahun lalu harga jual rata-rata CPO Rp 6.242 per kilogram," kata Tjahyo, kemarin (2/3). Adapun harga rata-rata CPO di tahun 2008 senilai Rp 7.134 per kg. Tahun ini, manajemen AALI yakin produksi CPO mereka akan lebih tinggi dari 2009. "Usia produksi tanaman sudah memasuki masa puncak produksi, yaitu lebih dari 14 tahun," terang Tjahjo, tanpa menyebutkan target pertumbuhan produksi CPO pada tahun ini. Tapi, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Christine Salim, memprediksi, volume produksi CPO AALI justru cenderung mendatar. "Manajemen AALI memberikan panduan volume produksi CPO mereka akan naik sebesar 10%," jelasnya. Hanya saja, dia melihat, harga rata-rata CPO tahun ini berpotensi naik 16% menjadi US$ 800 per ton. "Harga CPO masih akan meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak mentah," ujar Christine. Permintaan CPO juga bakal meningkat. Dia pun menaksir pendapatan AALI akan meningkat menjadi Rp 8,19 triliun dan laba bersihnya sebesar Rp 2,56 triliun. Analis BNI Securities, Asti Pohan, memperkirakan, harga jual rata-rata CPO tahun ini akan mencapai US$ 750 per ton, naik 10% dari harga tahun lalu US$ 681 per ton. Volume penjualan CPO AALI juga ia prediksi meningkat menjadi 1,12 juta ton. Asti juga melihat, performa bisnis AALI akan jauh lebih baik dari tahun lalu. "Kami memproyeksikan pendapatan AALI naik 7,8% menjadi Rp 8 triliun," ujar dia. Adapun laba bersihnya ia ramal naik 29,4% menjadi Rp 2,07 triliun.
Analis Danareksa Sekuritas, Bonny B. Setiawan, menghitung pendapatan AALI akan melonjak menjadi Rp 9,15 triliun dengan laba bersih Rp 2,71 triliun. Menurut dia, kinerja AALI akan terdongkrak oleh kenaikan harga CPO. Apalagi, anak usaha PT Astra International Tbk ini memiliki lahan yang cukup luas. "Manajemennya juga bagus dengan tingkat efisiensi sangat tinggi," ujar Bonny. Melihat prospek bisnisnya yang masih cerah, Asti dan Bonny merekomendasikan beli saham AALI. Bonny memasang target Rp 28.500 per saham, sementara Asti menargetkan Rp 29.400 per saham. Tapi, Christine menyarankan tahan saham ini. Sebab, price earning ratio (PER) AALI di 2010 sebesar 14,7 kali, dan termasuk tinggi di sektornya. Dia memberikan target Rp 25.300 per saham. Kemarin, saham AALI dihargai Rp 23.850 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan