KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (
MBSS) sedang menanti kedatangan lima set kapal baru pada semester II ini. Menurut jadwal, lima set kapal itu akan datang secara bertahap mulai akhir Agustus 2018. Belanja lima kapal tersebut adalah bagian dari rencana pembelian sembilan kapal sepanjang tahun 2018. Pada semester pertama, Mitrabahtera Segara sudah merealisasikan empat kapal baru. Sumber dana belanja kapal diambil dari anggaran dana belanja modal atawa
capital expenditure (capex) tahun ini yang mencapai US$ 27,2 juta. "Digunakan tidak hanya untuk pembelian kapal melainkan untuk biaya pemeliharan kapal," terang Lucas Djunaidi, Wakil Direktur Utama PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk, saat dihubungi KONTAN, Selasa (21/8).
Mitrabahtera membeli kapal tersebut untuk memenuhi kebutuhan kapal yang diisyaratkan dalam kontrak dengan pemberi kerja. Selain itu, Mitrabahtera berharap memiliki peluang lebih untuk mengerek pendapatan pada tahun ini. Namun sayang, manajemen Mitrabahtera Segara tak bersedia mengungkapkan kontrak jasa pengangkutan kapal yang sedang diincar. MBSS beralasan, mereka masih dalam tahap negosiasi. Yang pasti, Mitrabahtera Segara mengutamakan kontrak jangka panjang. Tak heran kalau catatan mereka saat ini terdiri dari 80% kontrak jangka panjang dan 20% kontrak
spot. Mengintip keterbukaan informasi BEI, pada 17 Januari 2018 lalu, Mitrabahtera Segara meneken perjanjian pengangkutan batubara dengan PT Muji Line. Nilai kontrak itu sekitar US$ 78 juta dengan nilai aktual yang akan disesuaikan dengan tingkat layanan. Menurut perjanjian, kerjasama tersebut berlaku lima tahun. Mitrabahtara Segara akan memberikan jasa
tug and barge, pemeliharaan
tug and barge, penyediaan awak kapal dan jasa terkait lain. Masih rugi Dengan penambahan kapal dan pencarian kontrak baru, Mitrabahtera berharap bisa memenuhi target pertumbuhan pendapatan 20%-30% tahun ini. "Harapan kami di kuartal III dan IV bisa mencatat kinerja yang lebih baik mengingat tingkat pemakaian atau utilisasi kapal kami saat ini juga sudah sekitar 80%," ujar Lucas. Sepanjang 2017, Mitrabahtera Segara membukukan pendapatan US$ 68,45 juta. Pendapatan itu tumbuh 4,09%
year on year (yoy). Namun target pertumbuhan dobel tersebut tak serta-merta bakal mengangkat kinerja
bottom line. Mitrabahtara Segara memperkirakan, tahun ini mereka masih akan menanggung kerugian.
Tahun 2017 lampau Mitrabahtara Segara mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa rugi bersih sebesar US$ 8,85 juta. Catatan kerugian masih berlanjut hingga kuartal I-2018, yakni sebesar US$ 5,49 juta. Sementara laporan keuangan semester I-2018 belum mereka publikasikan karena masih diaudit. Mitrabahtera Segara mengaku menghadapi sejumlah tantangan bisnis di lapangan. Misalnya saja, kebutuhan perbaikan dan hambatan di laut pada saat melakukan pengiriman barang. Aneka tantangan tersebut kemudian membebani keuangannya. Informasi saja, pada 19 April 2018 Mitrabahtera Segara mendapatkan fasilitas kredit investasi senilai US$ 15 juta dari PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. Perjanjian itu disertai dengan pemberian jaminan
fidusia terhadap empat kapal tongkang, satu kapal tunda, satu
floating crane (FC), dan beberapa piutang kepada bank. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati