Menanti ekspansi properti Ratu Prabu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembangunan proyek properti Ratu Prabu 3 di Jalan TB Simatupang, Jakarta, rupanya masih tersendat. Manajemen PT Ratu Prabu Energi Tbk mengaku belum mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melakukan konstruksi.

Sejatinya, Ratu Prabu pernah memulai konstruksi pembangunan Ratu Prabu 3 pada tahun 2016. Proyek tersebut berupa hotel dan apartemen di atas lahan seluas 9.223 per meter persegi (m²). Adapun total lahan yang mereka punya mencapai 10.000 m² atau 1 hektare (ha). Mereka sudah membangun lantai dasar dengan biaya Rp 18 juta per m².

Namun, Pemprov DKI kemudian menyegel proyek tersebut karena belum memenuhi ketentuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Kepemilikan lahan Ratu Prabu juga menciut menjadi 8.500 m². "Dulu kami sudah gali, tapi ditimbun lagi oleh pemerintah," ungkap Gemilang Zaharin, Direktur Keuangan PT Ratu Prabu Energi Tbk, kepada KONTAN, Rabu (15/8).


Sambil menunggu lampu hijau dari Pemprov DKI Jakarta, kini Ratu Prabu mencoba menata ulang desain awal proyek. Manajemen perusahaan ini berharap bisa kembali memulai kontruksi pembangunan pada tahun depan.

Otomatis, target awal operasional Ratu Prabu 3 akan mundur. Manajemen perusahaan mengatakan, dapat dipastikan proyek lain yakni Ratu Prabu 4, Ratu Prabu 5 dan Ratu Prabu 6 justru bakal rampung terlebih dulu.

Selain proyek properti, Ratu Prabu sedang mengawal rencana proyek light rail transit (LRT) Jabodetabek. Total dana yang mereka perlukan mencapai Rp 415 triliun. Pembangunan tahap pertama diproyeksikan menelan dana mencapai Rp 94 triliun.

Target semester II

Ada pula rencana Ratu Prabu menggarap tambang emas di Murungraya, Kalimantan Tengah, seluas 33 ha. Pada pertengahan Mei kemarin, manajemen sudah mengirimkan alat ke lokasi pertambangan. "Kemarin impor peralatan dan alat sudah sampai di Surabaya, selanjutnya akan dikirim ke Kalimantan," beber Gemilang.

Ratu Prabu menargetkan tambang emas bisa mulai produksi pada semester II-2019. Sementara saat ini mereka masih mengurus izin eksploitasi pertambangan.

Sementara dalam bisnis energi, Ratu Prabu tengah sibuk mengebor sumur panas bumi di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, sejak September 2017. Proyek pengeboran panas bumi Ende menjadi salah satu penopang pertumbuhan kinerja sepanjang semester I-2018. Makanya proyek tersebut akan menjadi fokus mereka pada paruh kedua tahun ini.

Sepanjang semester I-2018, Ratu Prabu membukukan pendapatan bersih Rp 166,47 miliar. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham ARTI di Bursa Efek Indonesia ini berharap, bisa membukukan pendapatan serupa pada semester II-2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti