JAKARTA. Lambat laun, kawasan Bogor bakal berubah makin pesat sejak kehadiran tol Bogor Ring Road (BORR). Setelah beberapa pengembang membangun beberapa proyek perumahan dan kondotel, maka kini giliran pengembang siap membangun kawasan superblok. Adalah Megapolitan Group yang bersiap untuk membangun Cimandala City di kota hujan ini. Megapolitan Group bersiap memulai pembangunan superblok di bulan Juli mendatang. Proyek ini nantinya akan menempati area seluas 17 hektare. Di kawasan itu nantinya akan berisi shopping arcade dengan 89 unit ruko, pusat belanja sebanyak 740 kios, area rekreasi dan hiburan city walk, lifestyle mall, town house, 5 menara apartemen komersial, hotel rumah sakit sampai sekolah. “Kami menggelontorkan dana sebesar Rp 3,6 triliun,” kata Chief Commercial Officer Grup Megapolitan Budiarto Winarto, Jumat (29/5) di Jakarta. Dana sebanyak itu separuhnya berasal dari dana perusahaan. Sementara 30% lainnya berasal dari pinjaman bank dan sisanya akan ditutup dari hasil penjualan. “Kami juga membuka kesempatan untuk berpartner dengan beberapa mitra yang kami anggap strategis untuk mendukung proyek ini,” tandasnya.
Menanti Kawasan Superblok di Bogor
JAKARTA. Lambat laun, kawasan Bogor bakal berubah makin pesat sejak kehadiran tol Bogor Ring Road (BORR). Setelah beberapa pengembang membangun beberapa proyek perumahan dan kondotel, maka kini giliran pengembang siap membangun kawasan superblok. Adalah Megapolitan Group yang bersiap untuk membangun Cimandala City di kota hujan ini. Megapolitan Group bersiap memulai pembangunan superblok di bulan Juli mendatang. Proyek ini nantinya akan menempati area seluas 17 hektare. Di kawasan itu nantinya akan berisi shopping arcade dengan 89 unit ruko, pusat belanja sebanyak 740 kios, area rekreasi dan hiburan city walk, lifestyle mall, town house, 5 menara apartemen komersial, hotel rumah sakit sampai sekolah. “Kami menggelontorkan dana sebesar Rp 3,6 triliun,” kata Chief Commercial Officer Grup Megapolitan Budiarto Winarto, Jumat (29/5) di Jakarta. Dana sebanyak itu separuhnya berasal dari dana perusahaan. Sementara 30% lainnya berasal dari pinjaman bank dan sisanya akan ditutup dari hasil penjualan. “Kami juga membuka kesempatan untuk berpartner dengan beberapa mitra yang kami anggap strategis untuk mendukung proyek ini,” tandasnya.