RIYADH. Salah seorang pangeran Arab Saudi memercikkan secercah harapan bagi kaum wanita di negara tersebut. Yakni, negara kerajaan itu dalam waktu dekat kemungkinan akan memperbolehkan wanita untuk mengemudi. Pangeran Faisal Bin Abdullah, anggota kerajaan dan mantan menteri pendidikan Arab Saudi mengatakan, dia tidak meragukan lagi bahwa wanita akan segera mengemudi di Arab Saudi. "Mari saya beritahu pandangan pemimpin kami mengenai wanita. Tidak masalah mengemudi mobil, yang sudah tidak diragukan lagi. Saya ingin wanita menggerakkan masyarakat," jelasnya.
Wawancara dengan Pangeran Faisal merupakan sinyal teranyar bahwa Arab Saudi tengah mempersiapkan untuk mencabut pelarangan, yang didasarkan pada interpretasi hukum agama. Pangeran Arab Saudi lainnya, Alwaleed bin Talal, dalam blognya pada Desember lalu menulis bahwa wanita harus diperbolehkan mengemudi. Dia mencatatkan, pelarangan mengemudi bagi wanita melanggar hak mereka dan memukul perekonomian ekonomi karena mempersulit wanita untuk bekerja. Banyak warga Saudi yang menggunakan media sosial untuk mengomentari pandangan Faisal. Hashtag "
Prince Faisal women driving is coming" menjadi
trending topic teratas di Twitter Arab Saudi pada Rabu (31/5). Arab Saudi memang telah mencanangkan rencana ambisius untuk mentransformasi perekonomian pada 2030. Bagian inti dari upaya reformasi -yang dicanangkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman- adalah meningkatkan partisipasi wanita pada armada kerja. Bin Salman sejauh ini lebih melakukan pendekatan hati-hati atas pertanyaan apakah wanita boleh mengemudi.
"Masyarakat masih belum yakin terkait wanita mengemudi dan percaya hal ini berdampak negatif jika wanita diperbolehkan mengemudi. Ini semua tergantung pada masyarakat Arab Saudi. Kami tidak bisa memaksakan sesuatu yang mereka tidak inginkan," kata bin Salman pada April 2016 lalu. Sejumlah pejabat di kerajaan mengatakan, ini hanyalah soal waktu saja di mana pelarangan tersebut tidak akan bertahan lebih lama lagi. Salah satunya adalah Hoda Al-Helaissi, anggota Shura Council yang merupakan penasehat untuk Raja Salman. "Hal ini akan diberlakukan pada akhir tahun atau paling tidak awal tahun depan. Tidak semua orang akan setuju, tapi ini mengenai pilihan," kata Al-Helaissi. Al-Helaissi memprediksi keputusan tersebut akan dilakukan lewat dekrit kerajaan seperti yang terjadi pada 2013 saat wanita diperbolehkan bergabung pada Shura Council untuk kali pertama. "Awalnya, banyak sekali perdebatan di masyarakat dan media sosial. Lalu --duaar-- itu terjadi," jelasnya.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie