Menanti Kejelasan Kebijakan Subsidi untuk Sepeda Motor Listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib industri sepeda motor listrik nasional tampak mulai menemui titik terang. Hal ini seiring langkah pemerintah yang akan memberikan insentif untuk sektor industri tersebut pada 2025.

Tahun 2024 lalu, para produsen motor listrik lokal cukup diuntungkaN oleh program subsidi pembelian motor listrik baru senilai Rp 7 juta per unit dari Kementerian Perindustrian.

Kuota awal sebanyak 50.000 unit habis pada pertengahan 2024, mengingat syarat pembelian motor listrik bersubsidi cukup simpel, yakni cukup menyertakan satu NIK KTP untuk satu unit produk.


Baca Juga: Insentif PPnBM Bergulir, Penjualan Mobil Listrik 2025 Berpotensi Melesat

Pemerintah pun sempat menambah kuota motor listrik subsidi sekitar 10.000-an unit pada Agustus 2024 dan lagi-lagi dengan cepat diserap oleh masyarakat. Merujuk situs Sisapira pada Jumat (10/1) pukul 15.30 WIB, terdapat 63.145 unit motor listrik bersubsidi yang diterima masyarakat pada 2024.

Sayangnya, kini para pelaku usaha motor listrik tampak gusar menanti keberlanjutan program subsidi tersebut. Apalagi, dalam bebeRapa kesempatan, Kemenperin sempat memberi sinyal bahwa program subsidi motor listrik kemungkinan tidak berlanjut pada 2025.

Namun, ketika dikonfirmasi, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza mengatakan, program subsidi motor listrik akan diganti dengan insentif fiskal melalui mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

"Saat ini masih dalam proses pembahasan bersama inSentif lainnya," ujar dia, Jumat (10/1).

Butuh kepastian

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengaku, pihaknya memang butuh kepastian apakah program subsidi motor listrik berlanjut atau tidak, termasuk mekanismenya.

Sebab, banyak konsumen yang menunda pembelian motor listrik selama belum ada kejelasan nasib subsidi atau insentif produk tersebut.

Baca Juga: Kia Recall 22.000 Mobil Akibat Kesalahan Pekerja yang Lupa Mengencangkan Baut Kursi

"Akibatnya penjualan motor listrik turun sekitar dobel digit setelah subsidi berakhir," kata Budi, Jumat (10/1).

Para pelaku usaha pun dihadapkan pada masalah kelebihan pasokan. Banyak stok motor listrik yang masih menumpuk di pabrik maupun dealer. "Banyak produsen yang meningkatkan produksi karena berkaca pada tingginya minat terhadap program subsidi motor listrik," ungkap Budi.

Lantas, tren produksi motor listrik nasional berpotensi menurun pada 2025 karena para produsen kini fokus untuk menghabiskan stok produk yang lama. Produsen juga harus memutar otak untuk menjual motor listriknya di tengah ketiadaan subsidi dari pemerintah.

Upaya seperti pemberian diskon hingga mengadakan kampanye pemasaran ke komunitas sepeda motor sedang digencarkan oleh para produsen motor listrik.

"Saat ini para produsen berusaha agar motor listriknya cepat terjual, sehingga cash flow perusahaan tetap terjaga," imbuh dia.

Baca Juga: Canggih & Modern, Midea Tawarkan Solusi Praktis lewat Mesin Cuci Front & Top Loading

Sementara itu, Direktur Komersial PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) Tekno Wibowo menyebut, penjualan motor listrik Polytron merosot tajam hingga 80% sejak program subsidi selesai.

Ada indikasi bahwa para konsumen merasa rugi jika membeli motor listrik sekarang, sehingga mereka menunda pembelian. Padahal, Polytron juga belum mendapat kepastian dari pemerintah terkait kebijakan untuk pembelian motor listrik.

"Produsen butuh kejelasan dari pemerintah, sehingga psikologis konsumen terjaga dan kami bisa merencanakan program penjualan dengan lebih baik," terang dia, Jumat (10/1).

Polytron kini memberi diskon secara mandiri sebesar Rp 2 juta per unit untuk merangsang konsumen agar mau membeli motor listrik sekarang. 

Selanjutnya: Produksi Batubara Tahun Ini Bakal Dipacu

Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Periode 10-13 Januari 2025, Anggur Hijau Diskon Rp 17.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli