Menanti kepastian The Fed, rupiah berada di persimpangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Kamis (11/7) berada di persimpangan, karena peluang untuk menguat maupun melemah, sama besarnya. Ini dikarenakan kondisi pasar yang tengah menanti pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell

Berdasarkan data JISDOR Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini (10/7) tercatat mengalami pelemahan sebanyak 0,16% ke level Rp 14.152 per dollar AS. Sedangkan menurut data Bloomberg, kurs rupiah ditutup melemah 0,01% ke level Rp 14.131 per dollar AS dari penutupan perdagangan kemarin.

Baca Juga: Rupiah masih akan lesu karena sentimen The Fed dan Inggris


Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan prediksikan pergerakan rupiah berpeluang untuk kembali melanjutkan pelemahan. Ini dilihat dari pergerakan teknikal, dimana level resistance terdekat berada di kisaran 14.180 dan untuk support di 14.080 per dollar AS.

"Kalau dari sentimen pasar, kita harus melihat seperti apa pernyataan Jerome Powell nanti. Pergerakan rupiah besok sangat bergantung pada itu," ujar Lana kepada Kontan, Rabu (10/7).

Menurutnya, jika Powell menyatakan bahwa pihaknya menyatakan bahwa ekonomi AS melambat, sehingga The Fed memutuskan suku bunga acuan AS (FFR) dipangkas, maka akan ada euforia yang membuat dollar AS melemah. Saat itu terjadi, tentunya peluang bagi rupiah untuk menguat cukup besar. 

Baca Juga: Rupiah di pasar spot ditutup melemah tipis pada perdagangan hari ini

Meskipun begitu, Lana memperkirakan pergerakan rupiah masih cenderung bergerak tipis pada perdagangan Kamis (11/7). Kurs rupiah terhadap dollar AS diperkirakan bakal bergerak pada kisaran support Rp 14.100 dan untuk level resistance di kisaran Rp 14.150.

"Outlook kami cenderung twice, karena sangat bergantung pernyataan Powell. Tapi kalau tidak ada pernyataan apa-apa, kecenderungan rupiah melemah, karena dari domestik sendiri tidak ada sentimen berarti," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi