Menanti Momentum Kebangkitan Saham-Saham Sektor Properti



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Aksi pelaku pasar dalam mengantisipasi risiko kenaikan suku bunga The Fed yang agresif di tahun ini turut menyeret saham-saham sektor properti.

Hingga tutup perdagangan Kamis (19/5), IDX Sector Property & Real Estate yang tertekan hingga 9,40% secara year to date (ytd).

Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan mengatakan, kenaikan suku bunga cukup sensitif terhadap sektor properti. Pasalnya, terkereknya tingkat suku bunga akan mendorong kenaikan suku bunga pinjaman properti.


Seperti diketahui, pembelian properti menggunakan pendanaan perbankan masih menjadi kontribusi terbesar dalam pembelian properti di Indonesia. Alfred mencermati, reaksi pasar terhadap sektor ini sudah terlihat sejak akhir tahun lalu.

Baca Juga: Saham-Saham Big Cap Ini Banyak Dilego Asing Saat IHSG Menguat Tipis pada Kamis (19/5)

Ia bilang, meskipun realisasi kinerja emiten properti kuartal III Oktober-November 2021 sudah menunjukkan sinyal pemulihan, kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif oleh the Fed menekan saham-saham emiten properti.

Secara fundamental, Alfred masih optimis pemulihan emiten properti masih akan berlanjut di tahun ini, walau terjadi kenaikan suku bunga.

"Kenaikan suku bunga kredit 100 - 150 bps menurut kami masih aceptable, artinya kami masih optimis permintaan properti tahun ini masih akan tumbuh," ungkapnya pada Kontan, Kamis (19/5).

Namun, ia melihat dalam jangka pendek saham-saham dari sektor properti masih akan tertekan oleh sentimen kenaikan suku bunga. Di semester II , ia memprediksi saham-saham properti akan mengalami rebound seiring dengan pemulihan performa keuangan mereka.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,44% pada Kamis (19/5), Asing Mencatat Net Sell

Di sektor ini, Alfred mengungkapkan saham-saham first liner seperti CTRA, BSDE, dan SMRA masih cukup menarik. Menurutnya saham-saham lapis pertama ini memiliki resiliensi yang lebih baik apalagi saat terjadinya momentum rebound di sektor ini.

Ia menambahkan, momentum koreksi terjadi pada saham-saham properti yang cukup besar dalam 6 bulan terakhir, misalnya ada SMRA yang terkoreksi 27,03% dan BSDE tertekan 18,92%. Sementara itu, fundamental kedua emiten itu selama tahun 2021 terpantau meningkat dan berlanjut di 2022.

Dengan demikian, hal ini bisa jadi pertimbangan dalam memilih saham-saham di sektor properti. Ia memasang target BSDE dengan TP di Rp1.225 dan SMRA dengan TP di Rp 920.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli