JAKARTA. Rencana pengoperasian pabrik baru milik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tertunda. Dalam rencana awal, pabrik yang berlokasi di Cirebon itu ditargetkan mulai berproduksi di bulan Mei 2010.Manajemen INTP masih enggan membeberkan alasan melesetnya target pengoperasian pabrik baru itu. Dani Handayani, Sekretaris Perusahaan INTP, hanya mengatakan, tidak ada masalah krusial yang menyebabkan rencana pengoperasian pabrik baru tertunda. "Kami pastikan pabrik itu bisa berjalan di tahun ini. Tapi, kami tidak bisa menentukan kapan tepatnya," papar Dani, Senin (7/6).Pabrik baru tersebut dirancang memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton semen per tahun. Artinya, dengan kapasitas produksi terpasang saat ini sebesar 17,1 juta ton per tahun, INTP berharap bisa menaikkan total kapasitas produksinya menjadi 18,6 juta ton per tahun di 2010.Selain itu, tahun ini INTP juga meningkatkan belanja modal alias capital expenditure (capex) dari US$ 70 juta menjadi US$ 100 juta. Sebagian dari capex tersebut dialokasikan untuk pembangunan pabrik penggilingan semen (cement mills) di Cirebon.Tak hanya itu, INTP juga tengah membangun cement mills di kawasan Citereup, Cibinong, yang memiliki kapasitas produksi sebesar 2 juta ton per tahun. INTP memasang target pabrik di Citereup tersebut mulai beroperasi tahun 2012.Para analis menilai, pengoperasian pabrik baru yang tertunda bukan masalah besar. Sonny John, Analis Samuel Sekuritas Indonesia berpendapat, kondisi ini tidak akan membuat bisnis INTP jeblok. Sonny menilai, kapasitas produksi INTP saat ini masih cukup untuk memenuhi permintaan pasar.Pendapat serupa diungkapkan Reza Nugraha, Analis Bhakti Securities. Menurut Reza, kapasitas produksi INTP saat ini sudah besar. Reza menambahkan, INTP juga tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan capex di tahun ini, mengingat kas mereka sekarang mencapai Rp 3,19 triliun. INTP juga masih memiliki opsi untuk menutup kebutuhan capex dengan pinjaman dari bank. Sebab, "DER mereka masih sekitar 0,09 kali," hitung Reza. Namun masalahnya, dengan kondisi ekonomi yang masih belum stabil, Reza menduga perbankan masih sulit tuk menyalurkan pinjaman.Andrey Wijaya, Analis OSK Nusadana Securities, yakin pendapatan INTP tahun ini kembali meningkat. Pasalnya hingga kuartal pertama 2010 saja, pangsa pasar INTP meningkat menjadi 30,7% dari periode yang sama tahun 2009 sebesar 29,8%.Sayangnya, Sonny menduga INTP masih belum bisa mengkatrol harga jual produk dengan alasan ketatnya persaingan. "Harga jual mereka masih akan cenderung flat di tahun ini," paparnya.Meski begitu, Sonny melihat potensi pertumbuhan permintaan semen nasional. Sonny pun menyarankan beli saham INTP dengan target harga Rp 19.400 per saham. Dua analis lain juga memasang rekomendasi beli. Andrew menargetkan harga saham INTP sebesar Rp 16.200 per saham. Sedangkan Reza memberi target Rp 16.400 per saham. Kemarin (7/6), harga saham INTP berakhir di level Rp 15.100 per sahamCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menanti Operasi Pabrik Baru Indocement
JAKARTA. Rencana pengoperasian pabrik baru milik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tertunda. Dalam rencana awal, pabrik yang berlokasi di Cirebon itu ditargetkan mulai berproduksi di bulan Mei 2010.Manajemen INTP masih enggan membeberkan alasan melesetnya target pengoperasian pabrik baru itu. Dani Handayani, Sekretaris Perusahaan INTP, hanya mengatakan, tidak ada masalah krusial yang menyebabkan rencana pengoperasian pabrik baru tertunda. "Kami pastikan pabrik itu bisa berjalan di tahun ini. Tapi, kami tidak bisa menentukan kapan tepatnya," papar Dani, Senin (7/6).Pabrik baru tersebut dirancang memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton semen per tahun. Artinya, dengan kapasitas produksi terpasang saat ini sebesar 17,1 juta ton per tahun, INTP berharap bisa menaikkan total kapasitas produksinya menjadi 18,6 juta ton per tahun di 2010.Selain itu, tahun ini INTP juga meningkatkan belanja modal alias capital expenditure (capex) dari US$ 70 juta menjadi US$ 100 juta. Sebagian dari capex tersebut dialokasikan untuk pembangunan pabrik penggilingan semen (cement mills) di Cirebon.Tak hanya itu, INTP juga tengah membangun cement mills di kawasan Citereup, Cibinong, yang memiliki kapasitas produksi sebesar 2 juta ton per tahun. INTP memasang target pabrik di Citereup tersebut mulai beroperasi tahun 2012.Para analis menilai, pengoperasian pabrik baru yang tertunda bukan masalah besar. Sonny John, Analis Samuel Sekuritas Indonesia berpendapat, kondisi ini tidak akan membuat bisnis INTP jeblok. Sonny menilai, kapasitas produksi INTP saat ini masih cukup untuk memenuhi permintaan pasar.Pendapat serupa diungkapkan Reza Nugraha, Analis Bhakti Securities. Menurut Reza, kapasitas produksi INTP saat ini sudah besar. Reza menambahkan, INTP juga tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan capex di tahun ini, mengingat kas mereka sekarang mencapai Rp 3,19 triliun. INTP juga masih memiliki opsi untuk menutup kebutuhan capex dengan pinjaman dari bank. Sebab, "DER mereka masih sekitar 0,09 kali," hitung Reza. Namun masalahnya, dengan kondisi ekonomi yang masih belum stabil, Reza menduga perbankan masih sulit tuk menyalurkan pinjaman.Andrey Wijaya, Analis OSK Nusadana Securities, yakin pendapatan INTP tahun ini kembali meningkat. Pasalnya hingga kuartal pertama 2010 saja, pangsa pasar INTP meningkat menjadi 30,7% dari periode yang sama tahun 2009 sebesar 29,8%.Sayangnya, Sonny menduga INTP masih belum bisa mengkatrol harga jual produk dengan alasan ketatnya persaingan. "Harga jual mereka masih akan cenderung flat di tahun ini," paparnya.Meski begitu, Sonny melihat potensi pertumbuhan permintaan semen nasional. Sonny pun menyarankan beli saham INTP dengan target harga Rp 19.400 per saham. Dua analis lain juga memasang rekomendasi beli. Andrew menargetkan harga saham INTP sebesar Rp 16.200 per saham. Sedangkan Reza memberi target Rp 16.400 per saham. Kemarin (7/6), harga saham INTP berakhir di level Rp 15.100 per sahamCek Berita dan Artikel yang lain di Google News