Menanti pidato The Fed, rupiah punya peluang menguat di akhir pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digiring oleh sentimen eksternal, pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan akhir pekan (28/8) diprediksi bakal melanjutkan penguatan meskipun terbatas. Pelaku pasar tengah menanti pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terkait rencana kebijakan selanjutnya.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (27/8) kurs rupiah tercatat menguat tipis 0,12% ke Rp 14.660 per dolar AS. Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah melemah 78 poin atau 0,53% ke level Rp 14.714 per dolar AS dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.636 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan, rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan akhir pekan besok (28/8). Adapun sentimen besok didominasi dari eksternal, khususnya terkait hasil pertemuan The Fed.


Selain itu, Ibrahim memprediksi Bank Sentral AS belum akan mengumumkan kebijakan baru dan sebatas mengeluarkan pernyataan yang bisa menenangkan pasar keuangan global. "Kemungkinan pernyataan yang menyejukkan pasar saja," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (27/8).

Baca Juga: Rupiah berbalik menguat dan ditutup ke Rp 14.660 per dolar AS pada hari ini (27/8)

Apalagi, Ibrahim menekankan bahwa paket stimulus AS sampai saat ini belum mendapat persetujuan Kongres dan masih berupa rancangan undang-undang saja. Dengan begitu, The Fed diperkirakan bakal memberikan penekanan pada Kongres untuk segera menyetujui RUU tunjangan pengangguran sebesar US$ 1 triliun. 

Selain itu, Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell kemungkinan akan mengubah kerangka kebijakannya untuk membantu mendorong inflasi. Powell dijadwalkan untuk berpidato di konferensi bank sentral tahunan Fed Kamis (27/8) malam.

Gubernur The Fed diharapkan membahas hasil tinjauan kerangka bank sentral untuk mengeksplorasi bagaimana kebijakan moneter harus diadaptasi ketika tren suku bunga rendah. Di samping itu, banyak yang mengharapkan Powell menegaskan kembali dukungan untuk perluasan kebijakan moneter yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Ekonom IKS: Cadangan devisa Agustus 2020 bisa meningkat hingga US$ 137 miliar

Hal tersebut untuk memastikan pemulihan ekonomi tetap pada jalurnya, salahsatunya dengan menganjurkan penargetan inflasi rata-rata. Ini akan membuat Fed membiarkan tingkat inflasi naik di atas target 2%. Untuk akhir pekan, Ibrahim meyakini mata uang rupiah kemungkinan akan ditutup menguat 30-50 point di level Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.730 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati