KONTAN.CO.ID - Probolinggo. Pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) Tahap 1 terus berjalan. Tim Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan Kontan berkesempatan mengunjungi proyek tersebut pada akhir Juli 2024 lalu, tepatnya di Seksi 1 Gending-Kraksaan dan Seksi 3 Paiton-Besuki. Sebagaimana diketahui, pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi Tahap 1 terdiri dari tiga seksi dengan total panjang mencapai 49,68 km. Rinciannya, Seksi 1 Gending-Kraksaan
mempunyai panjang 12,88 km, Seksi 2 Kraksaan-Paiton
11,20 km, dan Seksi 3 Paiton-Besuki 25,60 km. Perjalanan kunjungan di Seksi 1 dimulai dengan memasuki jalanan sepanjang 2 km yang masih dalam proses pengurukan tanah. Nantinya, jalan ini akan menjadi jalan akses menuju jalan tol utama di daerah Kraksaan, Probolinggo.
Jalan tol Probolinggo-Banyuwangi Seksi 1 Gending-Kraksaan ditargetkan rampung pada kuartal IV-2024. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), progress konstruksi Seksi 1 per Selasa, 6 Agustus 2024
sudah mencapai 63,24%. Adi Prasetyanto, Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi selaku pemilik proyek mengatakan, tiga seksi ini dikerjaan oleh sembilan kontraktor yang terbagi menjadi tiga konsorsium (KSO). Seksi 1 dikerjakan oleh KSO ADHI - Abipraya - MKN, Seksi 2 KSO HKI - Acset - NK, dan Seksi 3 KSO PP - Waskita - WIKA. Menurut Adi, seluruh jumlah pekerja pada proyek tol Probolinggo-Banyuwangi Tahap 1 mencapai lebih dari 3.000 orang. "Jumlah pekerja per seksi sekitar 1.000 orang sehingga jika ditotal tiga seksi menjadi lebih dari 3.000 orang," kata Adi di Probolinggo, Selasa (30/7). Pada hari selanjutnya, Tim Jelajah mengunjungi proyek Seksi 3 yang berada tepat di belakang PLTU Paiton yang merupakan salah satu objek vital nasional. Berbeda dengan Seksi 1 yang dikelilingi sawah dan pertanian tembakau, bagian jalan tol ini berada di perbukitan dan masuk areal hutan Perhutani. Oleh sebab itu, pembangunan jalan tol di bagian ini harus membabat hutan serta membelah bukit. Hal ini membuat jalanannya agak berkelok dan naik turun, berbeda dengan Seksi 1 yang cenderung lurus. Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Miftachul Munir menyampaikan, nilai investasi untuk jalan tol Probolinggo-Banyuwangi Tahap 1 (Gending-Besuki) mencapai Rp 10,8 triliun. Angka ini didasarkan pada Amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) terakhir Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi. Berdasarkan keterangan terakhir BPJT,
konstruksi tol Probolinggo-Banyuwangi Seksi 2 Kraksaan-Paiton ditargetkan selesai pada kuartal I-2025, sedangkan Seksi 3 Paiton-Besuki pada kuartal III-2025. Setelahnya, BPJT berencana melanjutkan pembangunan Tahap 2 dari Besuki hingga Ketapang di Banyuwangi. Ia menyampaikan, pembangunan jalan tol dari Besuki sampai dengan Banyuwangi akan ditentukan kemudian dengan memperhatikan kebutuhan serta perkembangan daerah Situbondo dan Banyuwangi. BPJT juga akan mempertimbangkan kelayakan dari ruas tol tersebut. "Estimasi dibutuhkan biaya konstruksi sebesar Rp 47 triliun untuk pembangunan segmen Besuki-Banyuwangi sepanjang kurang lebih 125 km," kata Miftachul kepada Kontan, pekan lalu. Dalam perencanaannya, Kementerian PUPR membagi pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi Tahap 2 ini menjadi empat seksi lanjutan. Sebut saja Seksi 4 Besuki-Situbondo dengan panjang 42,30 km, Seksi 5 Situbondo-Asembagus 16,76 km, Seksi 6 Asembagus-Bajulmuti 37,45 km, dan Seksi 7 Bajulmuti-Ketapang 29,21 km. Meskipun anggarannya cukup besar, pembangunan Tahap 2 ini sarat dengan tantangan. Tantangan terbesar datang dari trase jalan yang bakal
melewati Taman Nasional Baluran dan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir TNI AL Karang Tekok yang berada di kabupaten Situbondo. Ada kekhawatiran, jalan tol ini akan mengganggu kelangsungan hidup para satwa di Taman
Nasional Baluran yang pada akhirnya akan memengaruhi keseimbangan ekosistem di sekitarnya. Jalan tol yang melalui zona latihan tempur juga dikhawatirkan bakal mengancam keamanan pengguna jalan tol sekaligus keamanan negara. Miftachul mengatakan, trase jalan tol rencananya akan melewati sebagian wilayah Taman Nasional Baluran sepanjang kurang lebih 20 km. Terkait hal itu, Kementerian PUPR saat ini masih berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan dan Kehutanan serta Badan Usaha Jalan Tol terkait.
"Kami berkoordinasi terkait dengan desain kriteria jalan tol yang melintasi kawasan hutan," ucap Miftachul. Sementara itu, untuk trase jalan yang rencananya melewati sebagian kawasan Puslatpur Marinir TNI AL, Kementerian PUPR juga telah berkomunikasi dengan pihak TNI. Namun, ia tidak merinci bagaimana tanggapan dari TNI. Saat ditanya mengenai kemungkinan perubahan rute trase untuk jalan tol Probolinggo-Banyuwangi Tahap 2, ia tidak menjawab secara gamblang adanya pilihan tersebut. Yang jelas, dalam hal adanya perubahan rute, perlu kajian yang mendalam baik dari segi teknis, ekonomi, maupun finansial . Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri