JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siap memperluas jaringan usahanya pada tahun depan. Guna melengkapi portofolio bisnisnya, perusahaan farmasi ini berniat mengakuisisi minimal lima perusahaan.Direktur Kalbe Farma Vidjongtius bilang, sasaran akuisisi adalah perusahaan yang berbisnis obat resep, obat bebas, dan produk konsumen. Demi melancarkan aksinya, KLBF mengalokasikan dana Rp 1,2 triliun. Dari jumlah itu, sebesar Rp 300 miliar-Rp 500 miliar dari kas internal.Selain akuisisi, opsi ekspansi yang akan ditempuh KLBF adalah menggandeng perusahaan strategis. Misalnya, membentuk perusahaan patungan atau joint venture. "Itu cara paling mudah kalau akuisisi belum bisa dilaksanakan," ujar Vidjongtius ke KONTAN, kemarin (22/12). Rencana aksi korporasi ini jelas akan membawa sentimen positif bagi bisnis Kalbe Farma dalam jangka panjang. Pilihan sulitAnalis Danareksa Sekuritas, Naya Tirambintang menilai, rencana akuisisi KLBF berpeluang menggenjot kinerjanya. Hanya saja, Kalbe Farma tentu akan selektif dalam memilih perusahaan yang bakal diakuisisi. "Kalbe akan lebih memilih perusahaan milik keluarga dan bukan perusahaan terbuka," katanya.Pandangan berbeda diungkapkan Analis Bahana Securities Harry Su. Menurut dia, rencana akuisisi KLBF bakal sulit terwujud. Sebab, saat ini tidak banyak perusahaan farmasi yang bisa diakuisisi. Dia pun melihat rencana akuisisi KLBF tersebut agak telat.Boleh jadi, modal akuisisi yang harus dikeluarkan KLBF tahun depan akan cukup besar. Meski begitu, perusahaan farmasi papan atas Indonesia ini memiliki posisi keuangan cukup kuat. Sampai kuartal ketiga 2009, kas internalnya sebesar Rp 1,2 triliun. "Artinya, soal dana Kalbe tidak akan kesulitan," tutur Harry.Di masa mendatang, KLBF juga akan menghadapi persaingan ketat. "Karena perusahaan farmasi dari India dan negara lain akan masuk," kata Harry. Ini pasti akan mempengaruhi posisi KLBF sebagai perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Toh, Naya melihat, pada tahun depan, industri farmasi masih berpeluang tumbuh seiring membaiknya perekonomian dunia. "Saya perkirakan industri farmasi bisa tumbuh 11%-12%," ujarnya.Dia memprediksi, pada 2010 pendapatan KLBF akan naik 12,35% menjadi Rp 9,9 triliun. Sedangkan laba bersihnya tumbuh 17,27% jadi Rp 1,03 triliun dari estimasi tahun ini.Adapun Harry memproyeksikan tahun depan pendapatan KLBF meningkat 14,61% menjadi Rp 8,9 triliun. Sementara laba bersihnya melompat 32,37% jadi Rp 1,1 triliun.Ke depan, Harry memprediksi harga saham KLBF tak akan jauh dari harga pasar saat ini. "Pemegang saham mayoritas KLBF memegang saham di level Rp 1.400 per saham," ujarnya.Jadi, tak tertutup kemungkinan para pemegang sahamnya akan melepas saham itu kalau harganya lebih tinggi. Apalagi, KLBF pernah bilang akan menghentikan buyback saham jika harganya lebih dari Rp 1.300 per saham.Karena itu, Harry menyarankan tahan saham ini. "Target harganya Rp 1.250 per saham," kata dia. Adapun Naya merekomendasikan beli dengan target Rp 1.700. Kemarin, saham KLBF naik 0,77% menjadi Rp 1.310 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Menanti Realisasi Rencana Ekspansi Kalbe Farma
JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siap memperluas jaringan usahanya pada tahun depan. Guna melengkapi portofolio bisnisnya, perusahaan farmasi ini berniat mengakuisisi minimal lima perusahaan.Direktur Kalbe Farma Vidjongtius bilang, sasaran akuisisi adalah perusahaan yang berbisnis obat resep, obat bebas, dan produk konsumen. Demi melancarkan aksinya, KLBF mengalokasikan dana Rp 1,2 triliun. Dari jumlah itu, sebesar Rp 300 miliar-Rp 500 miliar dari kas internal.Selain akuisisi, opsi ekspansi yang akan ditempuh KLBF adalah menggandeng perusahaan strategis. Misalnya, membentuk perusahaan patungan atau joint venture. "Itu cara paling mudah kalau akuisisi belum bisa dilaksanakan," ujar Vidjongtius ke KONTAN, kemarin (22/12). Rencana aksi korporasi ini jelas akan membawa sentimen positif bagi bisnis Kalbe Farma dalam jangka panjang. Pilihan sulitAnalis Danareksa Sekuritas, Naya Tirambintang menilai, rencana akuisisi KLBF berpeluang menggenjot kinerjanya. Hanya saja, Kalbe Farma tentu akan selektif dalam memilih perusahaan yang bakal diakuisisi. "Kalbe akan lebih memilih perusahaan milik keluarga dan bukan perusahaan terbuka," katanya.Pandangan berbeda diungkapkan Analis Bahana Securities Harry Su. Menurut dia, rencana akuisisi KLBF bakal sulit terwujud. Sebab, saat ini tidak banyak perusahaan farmasi yang bisa diakuisisi. Dia pun melihat rencana akuisisi KLBF tersebut agak telat.Boleh jadi, modal akuisisi yang harus dikeluarkan KLBF tahun depan akan cukup besar. Meski begitu, perusahaan farmasi papan atas Indonesia ini memiliki posisi keuangan cukup kuat. Sampai kuartal ketiga 2009, kas internalnya sebesar Rp 1,2 triliun. "Artinya, soal dana Kalbe tidak akan kesulitan," tutur Harry.Di masa mendatang, KLBF juga akan menghadapi persaingan ketat. "Karena perusahaan farmasi dari India dan negara lain akan masuk," kata Harry. Ini pasti akan mempengaruhi posisi KLBF sebagai perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Toh, Naya melihat, pada tahun depan, industri farmasi masih berpeluang tumbuh seiring membaiknya perekonomian dunia. "Saya perkirakan industri farmasi bisa tumbuh 11%-12%," ujarnya.Dia memprediksi, pada 2010 pendapatan KLBF akan naik 12,35% menjadi Rp 9,9 triliun. Sedangkan laba bersihnya tumbuh 17,27% jadi Rp 1,03 triliun dari estimasi tahun ini.Adapun Harry memproyeksikan tahun depan pendapatan KLBF meningkat 14,61% menjadi Rp 8,9 triliun. Sementara laba bersihnya melompat 32,37% jadi Rp 1,1 triliun.Ke depan, Harry memprediksi harga saham KLBF tak akan jauh dari harga pasar saat ini. "Pemegang saham mayoritas KLBF memegang saham di level Rp 1.400 per saham," ujarnya.Jadi, tak tertutup kemungkinan para pemegang sahamnya akan melepas saham itu kalau harganya lebih tinggi. Apalagi, KLBF pernah bilang akan menghentikan buyback saham jika harganya lebih dari Rp 1.300 per saham.Karena itu, Harry menyarankan tahan saham ini. "Target harganya Rp 1.250 per saham," kata dia. Adapun Naya merekomendasikan beli dengan target Rp 1.700. Kemarin, saham KLBF naik 0,77% menjadi Rp 1.310 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News