KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah berbalik melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (6/3). Kekhawatiran perang dagang dan arah suku bunga AS melatarbelakangi koreksi nilai tukar. Mengutip Bloomberg, Kamis (6/3), rupiah spot ditutup melemah 0,17% secara harian ke level Rp 16.339 per dolar AS. Sedangkan, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) catatkan tren berbeda dengan penguatan sekitar 0,34% secara harian ke level Rp 16.315 per dolar AS. Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mencermati, pelemahan rupiah sejalan sentimen pasar karena Presiden AS Donald Trump tidak membuat pengecualian dalam tarif 20% terhadap China. Keputusan Trump telah memicu kemarahan dan potensi pembalasan oleh Beijing.
Di sisi lain, kepada Meksiko dan Kanada, Trump telah mengumumkan pengecualian selama satu bulan dari tarif baru sebesar 25% pada impor kendaraan dari kedua negara tersebut. Trump juga diisukan bakal menghapus tarif 10% pada impor energi Kanada, seperti minyak mentah dan bensin. Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.340 Per Dolar AS Hari Ini (6/3), Reli Terhenti Selain faktor tarif, Ibrahim melihat, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh antisipasi terhadap suku bunga AS dengan data utama menjadi perhatian yakni Non Farm Payroll (NFP) bulan Februari yang akan dirilis hari Jumat (7/3). ‘’Setiap tanda-tanda kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, yang merupakan hal positif bagi dolar,’’ jelas Ibrahim dalam risetnya, Kamis (6/3). Ibrahim menambahkan, investor juga mencermati janji-janji tentang lebih banyak langkah stimulus dari China. Stimulus dapat menyegarkan ekonomi China yang melambat, dengan menetapkan target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2025 sekitar 5%. Baca Juga: Rupiah Dibuka Melemah Tipis ke Rp 16.315 Per Dolar AS di Hari Ini (6/3)