JAKARTA. Pemegang saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) berubah. Pekan lalu, Summit Global Capital Management BV membeli 17,5% saham BTPN dari TPG Nusantara S.a.r.l. Pasca transaksi ini, kepemilikan saham Summit Global di BTPN menjadi 20%. Transaksi jual beli saham tersebut terjadi Rabu (18/2) melalui metode crossing saham di harga Rp 5.800 dan melibatkan 1,02 miliar saham. Para analis menilai, harga transaksi tersebut lebih tinggi 42,86% dibandingkan harga di pasar sekunder yang ditutup di Rp 4.060 per saham. Akibatnya, pergerakan harga saham BTPN di bursa terus merangsek naik. Kemarin, harga BTPN di Rp 4.280 dan di hari sebelumnya di Rp 4.315 per saham.
Menurut analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri, efek positif pengambilalihan saham juga akan terasa dari dukungan pendanaan alias funding support. Artinya, dengan masuknya Summit Global sebagai salah satu pemegang saham, BTPN akan memiliki akses pendanaan dengan tenor jauh lebih baik dibandingkan deposito berjangka. Zabrina Raissa, analis MNC Securities, menambahkan, dengan pendanaan yang cukup kuat, pertumbuhan bisnis BTPN bisa semakin lancar. Bahkan, Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra memproyeksikan, tahun ini rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BTPN dapat meningkat. Hingga kuartal III-2014 ia mencatat, CAR BTPN yakni 23,6% dan diperkirakan naik menjadi 24% di tahun 2015. Aditya dan Zabrina sepakat, penyaluran kredit BTPN yang fokus di usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa lebih ekspansif. Apalagi di tengah persaingan yang cukup ketat diharapkan bisa mengerek kinerja BTPN. Maklum, secara fundamental kinerja BTPN hingga kuartal III-2014 kurang memuaskan. Laba bersih setelah pajak turun 15% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,42 triliun. "Saat ini sebaiknya BTPN fokus mengembangkan bisnis yang ada dan memperkuat struktur permodalan di tengah likuiditas yang ketat di tahun 2015," imbuh Zabrina. Dia menambahkan, potensi penyaluran kredit untuk UMKM jauh lebih besar dibandingkan kredit pensiunan.
Hingga kuartal III-2014 saja, penyaluran kredit UMKM naik 16% secara yoy, sedangkan kredit pensiunan hanya naik 11%. Zabrina memproyeksikan, pertumbuhan kredit BTPN secara total tahun ini bisa 14%-16% dengan harapan dari sektor UMKM. Aditya yakin, BTPN bisa menjaga rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) menjadi 0,6%. Ini karena kondisi ekonomi yang mulai stabil dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Penurunan BI rate diharap menekan cost of fund BTPN.Karena itu Eka memproyeksikan, di tahun ini pendapatan BTPN bisa mencapai Rp 7,46 triliun, naik dari target tahun lalu Rp 6,68 triliun. Sedangkan laba bersih Rp 2,13 triliun dari Rp 1,83 triliun. Eka merekomendasikan beli dengan taksiran harga wajar saham BTPN adalah Rp 5.450 per saham. Zabrina merekomendasikan hold dengan perkiraan harga wajar di Rp 5.650. Teguh P Hartanto, Analis Bahana Securities merekomendasikan buy dengan taksiran harga wajar saham nya di harga Rp 4.650 per saham. Senin (23/2) harga saham BTPN turun 0,81% menjadi Rp 4.280 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto