JAKARTA. PT Matahari Putra Prima Tbk (
MPPA) resmi menduduki posisi baru sebagai anggota indeks LQ45. Hal ini tak lepas dari kinerja positif, sehingga saham perseroan ini aktif diperdagangkan. Matthew Wibowo, analis Mandiri Sekuritas, menilai, dari tahun ke tahun perseroan mampu membukukan pertumbuhan laba. "Melihat dari return cukup bagus, performance sangat baik, tetapi valuasi mahal," paparnya kepada KONTAN, Rabu (4/2). Jefrix Kosiady, analis Sucorinvest Central Ghani, dalam riset tanggal 27 Januari 2015, menyebutkan, tahun lalu
MPPA berhasil membuka delapan gerai Hypermart, lebih rendah dari target 10 gerai. Dua gerai lain ditunda lantaran faktor eksternal.
MPPA juga berhasil membuka empat gerai Foodmart, 24 sampai 28 gerai Foodmart Express di Kalimantan dan delapan gerai Boston baru. Meski target pembukaan gerai baru tak tercapai, manajemen
MPPA optimistis, pendapatan tahun 2014 tumbuh 13%-15%, menjadi sekitar Rp 13,5 triliun. Target ini sejalan dengan proyeksi Jefrix. Manajemen juga yakin, EBITDA di 2014 akan sekitar Rp 850 miliar-Rp 900 miliar atau tumbuh 54%-63%. Target
MPPA berada di atas ekspektasi Jefrix di angka Rp 760 miliar. Jefrix yakin, tren pertumbuhan EBITDA
MPPA yang lebih besar dari pertumbuhan pendapatan, masih akan berlanjut di masa mendatang. Apalagi,
MPPA mencatat same store sales growth (SSSG) 5%-6%. Tahun ini
MPPA menurunkan target pembukaan gerai, dari 20 menjadi 10-13 gerai. "Penurunan target ini tidak banyak berpengaruh, karena secara historis pembukaan gerai dilakukan pada kuartal IV," lanjut Matthew. Konsep baru Di sisi lain, Jefrix bilang,
MPPA menawarkan konsep baru untuk gerai Hypermart, yakni mengusung konsep The Generation Seven (G7), dengan penampilan lebih segar dan area lebih luas. Toko terbesar di Cyberpark, Karawaci , Tangerang , diluncurkan dengan konsep G7 dan mendapat perhatian besar masyarakat. Jefrix menyebutkan, penjualan pada 12 hari pertama tahun 2015 tumbuh 53% year on year (yoy). Dengan tambahan 10 toko berkonsep G7 lagi, Jefrix yakin, pertumbuhan top line 13% di tahun ini mudah diraih. Ankga Adiwirasta, analis BNI Securities, mengatakan, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) menaikkan daya beli masyarakat. Hal ini menjadi katalis positif
MPPA. Apalagi, pertumbuhan ekonomi diperkirakan membaik. Hingga akhir 2014, Matthew memperkirakan
MPPA bisa meraih pendapatan Rp 14,2 triliun atau tumbuh 19,3% dari tahun sebelumnya.
Tahun ini Matthew memperkirakan, pendapatan
MPPA mencapai Rp 17,3 triliun. Dari sisi laba bersih, Matthew optimistis, MPPA bisa mengantongi Rp 473 miliar di tahun 2014, tumbuh 6,3% yoy. Tahun ini, laba bersihnya diperkirakan Rp 574 triliun. Lantaran valuasi sudah terlalu mahal, Matthew merekomendasikan neutral dengan target harga Rp 3.000 per saham. Ankga menyarankan hold dengan target Rp 3.415 per saham. Sedangkan Jefrix menyarankan buy karena taksiran harga wajarnya Rp 3.970 per saham. Rabu (4/2) harga saham
MPPA anteng di level Rp 3.770 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa