Menanti Trump, The Fed diramal tahan suku bunga



NEW YORK. The Federal Reserve diprediksi akan menahan suku bunga acuannya pada pertemuan Rabu (1/2). Ini merupakan pertemuan kebijakan pertama The Fed sejak Presiden Donald Trump resmi menjabat. Bank sentral AS sepertinya memilih untuk mendapatkan kejelasan mengenai kebijakan ekonomi Trump.

Trump berjanji untuk menjalankan program anggaran belanja infrastruktur besar-besaran, pemangkasan pajak, dan memberlakukan kembali sejumlah regulasi dan negosiasi ulang perjanjian perdagangan. Hanya saja, tidak ada penjelasan detil mengenai hal ini sejak diumumkannya kemenangan Trump pada 8 November lalu.

Keputusan mengenai kebijakan teranyar bank sentral dijadwalkan akan dirilis pada pukul 14.00 waktu setempat pada Rabu (1/2). Pimpinan The Fed Janet Yellen tidak dijadwalkan menggelar konferensi pers pasca pertemuan.


Sepekan sebelumnya, Yellen menyampaikan bahwa perekonomian AS kian mendekati full employment serta mengingatkan "kejutan yang tidak mengenakkan" terkait inflasi jika The Fed terlalu lambat dalam menaikkan suku bunga acuan.

Seluruh ekonom yang disurvei Reuters memprediksi suku bunga AS belum akan dikerek pada pertemuan pekan ini. Investor melihat, kenaikan suku bunga baru akan terjadi pada Juni.

Terakhir kali, The Fed mengerek suku bunga acuannya pada pertemuan Desember lalu. Ini merupakan kenaikan kedua dalam satu dekade terakhir, menuju kisaran target antara 0,5% dan 0,75%. Diprediksi, The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.

Mode wait and see

Meski data ekonomi AS cukup memuaskan, namun para petinggi The Fed dihadapkan pada kondisi mengenai seberapa cepat inflasi akan mendaki hingga mereka memiliki informasi lebih banyak mengenai rencana ekonomi Trump.

"Saat ini, tingkat ketidakpastian terkait kebijakan fiskal, potensi stimulus, dan komposisinya sangat tinggi. The Fed belum bisa bereaksi hingga mereka mengetahui apa yang akan dilakukan," papar Paul Ashworth, ekonom Capital Economics.

Dengan kondisi ekonomi AS yang kian membaik, khususnya di pasar tenaga kerja, janji-janji kampanye Trump terhadap stimulus fiskal dan reformasi pajak dapat dengan cepat mendorong tingkat inflasi.

Hal itu bisa mendorong The Fed untuk mendongkrak kenaikan suku bunga lebih cepat.

Kebijakan lain, sepertiĀ  kebijakan anti imigran, bertentangan dengan tujuan The Fed di mana perekonomian AS harus tumbuh untuk jangka panjang.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie