JAKARTA. Unitlink diproyeksikan mampu mencatat kinerja menghijau menyusul penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terjadi sejak awal tahun. Head of Syariah Allianz Life Indonesia, Abdul Chalik bilang, pihaknya optimistis mampu mendapatkan kinerja bagus dari unitlink di tahun politik ini. Menurutnya, pemilu tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja unitlink. Optimisme tersebut dibangun bukan tanpa sebab. Atas dasar pengalaman tahun lalu ketika pasar modal anjlok, toh nyatanya unitlink masih bisa tumbuh.
"Kalau kami liat tahun lalu, ketika krisis pasar modal terjadi, ternyata unitlink masih tumbuh. Secara industri, OJK menyatakan pertumbuhan pendapatan premi untilink mencapai 25% tahun lalu, biarpun masih di bawah proyeksi sebelumnya yang mencapai 35%," ujarnya. Untuk itu, menurut perhitungan Abdul, pertumbuhan pendapatan premi dan aset di unitlink bisa tumbuh hingga 25%-30% sesuai dengan rencana pertumbuhan industri. Maka itu, Abdul yakin pasar unitlink masih cukup cerah. Dengan kondisi pasar yang membaik itu, Abdul menyarankan nasabah tetap mempertahankan produk yang sudah dibeli. Apabila nasabah memiliki uang lebih maka ada baiknya untuk melakukan top up atau penambahan tabungan unitlink. "Kalau orang beli unitlink kan memang untuk jangka panjang. Sebaiknya saran saya pertahankan yang sudah dia bayar. Kalau ada kelebihan rezeki sila ditambah tabungannya di unitlink. Namun kalau ditarik justru rugi," saran Abdul. Untuk imbal hasil yang maksimal, Abdul bilang, sebaiknya unitlink dipertahankan lebih dari 10 tahun seperti layaknya dalam reksadana campuran atau reksadana saham. "Unitlink itu tidak jauh beda dengan reksadana campuran dan reksadana saham. Sehingga imbal hasil dari hasil investasinya bisa terlihat jika sudah di atas 10 tahun," ujarnya menjelaskan. Untuk catatan saja, unitlink di asuransi jiwa Allianz Indonesia menyumbang pendapatan premi hingga 95% dan 5% sisanya berasal dari produk kesehatan. Sedangkan dari keseluruhan pendapatan perusahaan, unitlink menyumbang 70-80% dari total pendapatan. Berbeda dengan Abdul, Presiden Direktur Asuransi Jiwa Sequis Life, Tatang Widjaja justru bilang, pihaknya tidak melihat unitlink sebagai produk yang kinerjanya ditentukan pergerakan indeks saham yang naik atau turun.
Menurutnya, kinerja unitlink disesuaikan dengan kebutuhan para nasabah yaitu berfokus pada perlindungan kesehatan, bukan investasi. "Kami menjual unitlink sesuai kebutuhan nasabah. Unitlink itu untuk jangka panjang dan kami tekankan mengenai proteksinya, bukan investasinya. Kalau mau investasi ya di reksadana saja,"ujarnya. Di Sequis Life sendiri, secara total pertumbuhan pendapatan premi tahun ini bisa bertumbuh sebesar 20%-25% atau sebesar Rp 2,8 triliun dengan 80% berasal dari unitlink dan 18-20% berasal dari produk tradisional. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri