KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju Indeks LQ45 masih bergerak positif sepanjang tahun berjalan ini atau sudah naik naik 8,60% sejak awal tahun hingga Jumat (30/9). Meski begitu, sejumlah emiten masih punya valuasi yang murah. Umumnya, untuk mencari sebuah saham yang secara valuasi masih murah, investor bisa mencermati atau membandingkan
price earning ratio (PER) ataupun
price book value (PBV) sebuah perusahaan. Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menjelaskan PER atau PBV dapat digunakan untuk menghitung nilai wajar dengan menggunakan
valuations methods.
Dengan metode tersebut, investor dapat membandingkan nilai tengah sebuah perusahaan berdasarkan model bisnis atau industri yang sama.
Baca Juga: Catat! Emiten-Emiten Ini Berpotensi Besar Bagi Dividen Interim “Dapat menggunakan
rule of thumbs atau PER di bawah 10 mata emiten tersebut masih menarik dan untuk PBV di bawah 1,” papar Lukman akhir pekan lalu. Kalau dicermati sejumlah emiten komoditas energi masih mendominasi daftar saham dengan PER di bawah 10 kali. Misalnya,
INDY dengan PER 2,62 kali,
ITMG 3,69 kali,
PTBA 3,90 dan
ADRO 4,12 kali. Lukman menilai hingga akhir tahun ini saham-saham energi masih menarik seiringan dengan harga komoditas yang saat ini masih berada di atas rata-rata, khususnya batubara.
“INDY masih belum murah kalau dibandingkan perusahaan sejenis dengan melihat PER dan PBV yang masih lebih
undervalued,” jelas dia. Sementara Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menegaskan investor juga perlu membandingkan PER emiten tersebut dengan PER industri terbaik.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! Tiga Saham Ini akan Cum Date Dividen Pekan Depan Investor bisa mencermati posisi PER emiten tersebut berada di bawah atau di atas rata-rata industri. Dengan begitu, investor bisa menilai dan membandingkan saham tersebut dengan industrinya. Adapun dari jajaran emiten komoditas di indeks LQ45, Pilarmas Investindo Sekuritas menjagokan saham
MEDC dengan target harga Rp 1.300,
PTBA di Rp 4.500 dan ADRO pada Rp 4.000. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli