JAKARTA. Banyak penderita diabetes yang meninggal akibat komplikasi penyakit ini. Tak sedikit penderita diabetes yang tidak menyadari bahaya komplikasi penyakit yang bisa muncul akibat kelebihan kadar gula darah dalam tubuh. Secara umum diabetes melitus membuat tubuh resistensi insulin. Seperti diketahui insulin adalah hormon pada tubuh yang mengonversi gula menjadi energi. Namun, pada penderita diabetes, respon ini tidak terjadi, sehingga kadar gula dalam aliran darahnya relatif tinggi yaitu di atas 200mg/dl untuk orang tidak puasa dan 130 mg/ dl untuk orang puasa. Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Ada tiga jenis tipe diabetes melitus. Yakni, bawaan genetik, pola makan, dan tipe situasional seperti kehamilan.
Menurut dokter Cicie Arina, kadar gula darah terlalu tinggi menyebabkan kerusakan pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lain. Selain itu, beberapa komponen penyusun dinding pembuluh darah bisa menebal dan bisa mengalami kebocoran. Penebalan dinding pembuluh darah ini menyebabkan aliran darah menuju beberapa organ terhambat dan menyebabkan penyakit. Cicie mengatakan, komplikasi bisa terjadi di otak, jantung, dan pembuluh darah. Selain itu, jika sirkulasi darah kurang baik di pembuluh darah kecil bisa menyebabkan penyakit pada organ tubuh lain seperti mata,ginjal, saraf serta memperlambat penyembuhan luka. "Peredaran darah yang kurang lancar juga membuat stroke, hipertensi, risiko patah tulang, mata rabun, serangan jantung, gagalginjal, dan kerusakan saraf," ujar Cicie. Selain itu, kadar gula darah yang tidak terkontrol juga menyebabkan lemak dalam darah meningkat. Penimbunan lemak ini nantinya mempercepat aterosklerosis atau penimbunan plak pada dinding pembuluh darah. Menurut Cicie, potensi arterosklerosis pada penderita diabetes lebih besar. Gangguan saraf bagi penderita diabetes bisa berbentuk tangan dan kaki sering kesemutan, sensasi terbakar, nyeri, dan lemah karena fungsi saraf tepi yang terganggu akibat lonjakan gula darah. Kerusakan saraf jugamenyebabkan kulit sering cedera karena penderita tidak bisa merasakan perubahan tekanan dan suhu. Selain itu, berkurangnya aliran darah ke kulit juga menyebabkan luka. Pada penderita diabetes, penyembuhan luka lebih lambat dibandingkan orang normal. Nah, luka akan membuat ulkus atau borok jika infeksinya dan tidak ditangani dengan baik maka bisa menyebabkan tungkai dan membuat bagian tubuh diamputansi. Jaga pola makan Menurut Cicie, untuk menjaga kadar gula darah agar dalam keadaan normal maka harus cek rutin kadar gula darah ke dokter setiap dua minggu atau satu bulan sekali. Selain itu, penderita diabetes harus menjaga asupan makanan agar tingkat glukosa terjaga. Penderita diabetes juga dianjurkan sering olahraga agar efektifitas insulin terjaga. Jika terjadi komplikasi, penderita diabetes dianjurkan mengonsumsi obat anti diabetes.
Budi Warniati, ahli Gizi RSUD dr Sayidiman Magetan mengatakan, mengatur pola makan bagi penderita diabetes tidak boleh sembarangan. Kebutuhan kebutuhan gizi setiap orang berbeda tergantung dari berat badan, tinggi badan, dan jumlah rata-rata kalori yang dikonsumsi. Bagi penderita diabetes, menurut Budi, bisa menerapkan sistem 3J, yaitu mengatur jumlah, jenis, dan jam makan. Jumlah yang digunakan harus sesuai berat badan, tinggi badan, dan jumlah rata-rata kalori yang dikonsumsi. Penderita diabetes tanpa komplikasi harus menghindari bahan makanan yang mengandung gula murni dan hasil olahannya. Seperti kecap, kue,madu, dan dodol. "Intinya bagi penderita diabetes, harus benar menjaga jumlah kalori yang dikonsumsi dengan yang dikeluarkan," ujar Budi. Bagi penderita diabetes yang ada komplikasi, jumlah protein yang masuk ke tubuh sebaiknya ditambah. Sebagai ilustrasi,kebutuhan normal protein orang normal sebesar 1 gram per kilogram berat badan. Nah, penderita diabetes komplikasi jumlahnya ditambah menjadi 1,5 gram perkilogram berat badan. Selain memperhatikan kalori mereka juga harus menjaga kadar garam. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Fransiska Firlana