KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dinilai dapat menjadi angin segar bagi saham emiten perbankan. Analis fundamental B-Trade Raditya Pradana menjelaskan pada dasarnya, kenaikan suku bunga ini dapat menyebabkan kenaikan suku bunga kredit dan deposito. Hal ini, berpotensi meningkatkan pendapatan dan laba bersih emiten-emiten perbankan. "Kami melihat emiten-emiten perbankan diuntungkan dalam katalis ini. Untuk 4
big caps perbankan, kami sarankan bisa melakukan
buy on weakness," jelas Raditya kepada Kontan, Sabtu (7/5).
Baca Juga: Terdampak Keputusan The Fed, Simak Proyeksi IHSG pada Perdagangan Pasca Lebaran Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, per Kamis (28/4), empat saham bank yang dengan kapitalisasi pasar jumbo ditempati oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) sebesar Rp 992 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) Rp 731 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) senilai Tp 413 triliun dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) Rp 170 triliun. Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico menyebutkan sektor perbankan akan mendapat angin segar dari keputusan The Fed. Apa lagi, dia menilai bank Indonesia yang paling manis dan gurih dibandingkan bank negara lain sehingga menjadi perhatian.
"Dengan kenaikan tingkat suku bunga tentu ini akan menaikkan laba dari bank-bank Indonesia. Ditambah kredit suku bunga sudah bertumbuh," ucapnya saat dihubungi Kontan.
Baca Juga: Bursa Saham Catat Kinerja Mentereng pada April 2022 Lebih lanjut, Nico menilai kenaikkan suku bunga merupakan hal yang harus dilakukan sehingga pihaknya masih menyukai saham-saham yang bergerak di energi, komoditas, perbankan, transportasi dan logistik. Sementara, Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai saham bank akan berpotensi mengalami koreksi. Namun, adanya koreksi ini dapat dimanfaat untuk masuk berkaca pada pertumbuhan laba emiten perbankan pada kuartal I-2022 ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli